VIVAnews - Direktorat Jenderal Sejarah dan Kepurbakalaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, bukan tak mungkin Indonesia memiliki piramida. Sekretaris Ditjen Sejarah dan Kepurbakalaan, Soerosa, menyatakan, pembuktiannya tentu harus dengan eskavasi.
"Bukan tak mungkin ada piramida di Garut, karena ada punden berundak dan bangunan di Candi Jiwa," kata Soeroso seperti dalam rilis yang diterima VIVAnews, Minggu 27 November 2011. Candi Jiwa ini sebuah candi di Karawang yang diperkirakan dari abad 4 Masehi.
Untuk pembuktian, kata Soeroso, eskavasi harus dilakukan. Tim Katastropik Purba yang selama ini secara informal berkoordinasi, diharapkan segera melengkapi hasil temuannya agar bisa lanjut ke tahap eskavasi dan sudah masuk keterlibatan pemda Garut dan pihak arkeologi.
Soeroso menjelaskan, dugaan piramida tertimbun jauh dalam tanah memang kemungkinan besar terjadi. Baru-baru ini pula, di daerah pegunungan Temanggung ditemukan peninggalan candi yang terkubur sedalam 8 meter dari permukaan tanah. "Dari hasil penggalian arkeologi, ditemukan sisa-sisa rumah kayu yang terbakar dan candi akibat letusan gunung berbeda-beda," kata Soeroso.
Contoh ini bisa dilihat dari letusan Gunung Merapi terakhir tahun lalu. Banyak debu memasuki candi Prambanan. Dalam kasus Temanggung, candi tertimbun letusan Gunung Sindoro di mana terdapat banyak batu-batu besar yang menutupi candi.
Penghancuran candi juga bisa karena peperangan. Bangunan seperti candi juga dihancurkan untuk mencari peripih atau logam-logam mulia.
Lalu mengapa candi-candi lebih banyak di Jawa Tengah dan Jawa Timur daripada Jawa Barat? Soeroso berpendapat, ada perbedaan kondisi tanah. Jawa Barat cenderung perbukitan dan dataran tinggi, pola hidup warganya juga berpindah-pindah sehingga tidak sempat membangun. "Kalau pun membangun, bangunannya kecil-kecil."
"Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanahnya tidak berbukit-bukit, masyarakatnya agraris dan menetap, sehingga punya cukup waktu dan mampu membangun candi-candi besar seperti Prambanan dan Borobudur," katanya.
© VIVAnews