Rabu, 24 Februari 2010

Jawaban Soal Atlantis Di Indonesia

Oleh Ahmad Yulden Erwin

Setelah berkonsultasi dengan “pakar” soal Atlantis dari Indonesia, hehehe, saya dapat jawaban sebagai berikut: “Ada banyak versi tentang Atlantis, Edgar Cayce bilang bahwa Lemuria itu nama benuanya, dan Atlantis itu nama negaranya (diperkirakan eksis 24.000 – 10.000 SM.) Negara Atlantis itu terbagi dalam beberapa daerah atau pulau atau kalau sekarang istilahnya mungkin provinsi atau negara bagian. Daerah kekuasaan Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis menurut para ahli terkena bencana alam besar paling sedikit 3 kali sehingga menenggelamkan negara itu.

Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan terakhir yang meluluh lantakkan negara itu terjadi sekitar tahun 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub mencair dan menenggelamkan negara itu. Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan penduduk Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang lebih tinggi yang tidak tenggelam oleh bencana tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan mulai dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos yang sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh.

Kemungkinan besar karena memang mereka berasal dari satu kebudayaan dan tempat yang sama. Mereka mengungsi ke daerah yang sekarang kita kenal dengan Amerika, India, Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah. Mereka membawa ilmupengetahuan-teknologi dan kebudayaan Atlantis ke daerah yang baru.”

Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame Blavitszki — pendiri Teosofi — yang mengklaim bahwa ajarannya berasal dari seorang “bijak” berasal dari benua Lemuria di India, Atlantis ini lebih dikenal dengan nama benuanya, yaitu Lemuria. Di dalam kebudayaan Lemuria, spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin, atau mereka lebih memuja para dewi sebagai simbol energi feminin, ketimbang memuja para dewa sebagai simbol energi maskulin.

Hal ini cocok dengan spiritulitas di Indonesia yang pada dasarnya memuja dewi atau energi feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro Kidul (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera Barat, Bunda Kanduang dianggap sebagai simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan). Bahkan di Aceh pada masa lalu yang dikenal sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 4 kali oleh Sultana (raja perempuan) sebelum masuk pengaruh kebudayaan dari Arab Saudi yang sangat maskulin. Sebelum itu di kerajaan Kalingga, di daerah Jawa Barat sekarang, pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal sangat bijak dan adil. Di dalam kebudayaan lain, kita sangat jarang mendengar bahwa penguasa tertinggi (baik spiritual atau politik adalah perempuan), kecuali di daerah yang sekarang disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras yang berkuasa, yaitu: kulit kuning, merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada masa itu kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah, jadi kemungkinan besar kebudayaan Indian/Aztec/Maya juga berasal dari Atlantis. Tetapi, kemudian kebudayaan itu terkebelakang dan selanjutnya kebudayaan kulit hitam/coklat di India yang mulai menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar jaman kejayaan yang kemudian dikenal menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu) dan Epos Mahabarata (5000 tahun lalu). Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur setelah terjadi perang Baratayuda yang amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu menggunakan teknologi laser dan nuklir (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga sebagai padang Kurusetra sampai saat ini masih bisa dideteksi cukup kuat).

Selanjutnya, kebudayaan itu mulai menyebar ke mesir, mesopotamia (timur tengah), cina, hingga ke masa sekarang. Kemungkinan besar setelah perang Baratayuda yang meluluhlantakkan peradaban di dunia waktu itu, ilmu pengetahuan dan teknologi (baik spiritual maupun material) tak lagi disebarkan secara luas, tetapi tersimpan hanya pada sebagian kecil kelompok esoteris yang ada di Mesir, India Selatan, Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa) dan Yahudi. Ilmu Rahasia ini sering disebut sebagai “Alkimia”, yaitu ilmu yang bisa mengubah tembaga menjadi emas (ini hanyalah simbol yang hendak mengungkapkan betapa berharganya ilmu ini, namun juga sangat berbahaya jika manusia tidak mengimbanginya dengan kebijakan spiritual)

Kelompok-kelompok Esoteris ini mulai menyadari bahwa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tanpa mengembangkan kebajikan spiritual, akan sangat berbahaya bagi peradaban dunia. Itulah sebabnya kelompok-kelompok Esoteris ini memulai kerjanya dengan mengembangkan ilmu spiritual seperti tantra, yoga, dan meditasi (tentu saja dengan berbagai versi) untuk meningkatkan Kesadaran dan menumbuhkan Kasih dalam diri manusia. Ajaran-ajaran spiritual inilah yang kemudian menjadi dasar dari berbagai agama di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi disimpan dahulu dan hanya diajarkan kepada orang-orang yang dianggap telah mampu mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam dirinya.

Tetapi, manusia memang mahluk paling ironik dari berbagai spesies yang ada di bumi. Berabad kemudian, ilmu spiritual ini justru berkembang menjadi agama formal yang bahkan menjadi kekuatan politik. Agama justru berkembang menjadi pusat konflik dan pertikaian di mana- mana. Sungguh ironik, ilmu yang tadinya dimaksudkan untuk mencegah konflik, justru menjadi pusat konflik selama berabad-abad. Tapi, itu bukan salah dari agama, tetapi para pengikut ajaran agama itulah yang tidak siap untuk memasuki inti agama: spiritualitas.

Pada masa abad pertengahan di Eropa, masa Aufklarung dan Renaissance, kelompok-kelompok Esoteris ini mulai bergerak lagi. Kali ini mereka mulai menggunakan media yang satunya lagi — ilmu pengetahuan dan teknologi — untuk mengantisipasi perkembangan agama yang sudah cenderung menjadi alat politis dan sumber konflik antar bangsa dan peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini disimpan mulai diajarkan secara lebih luas. Kita mengenal tokoh-tokoh seperti Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri, Copernicus, Galio Galilae, Bruno, Leibniz, Honore de Balzac, Descartes, Charles Darwin bahkan sampai ke Albert Einstein T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung adalah tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni modern yang berhubungan — kalau tidak bisa dikatakan dididik — oleh kelompok-kelompok Esoteris ini.

Tetapi, sejarah ironik kembali berkembang, kebudayaan dunia saat ini menjadi sangat materialistis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya digunakan untuk “menyamankan” kehidupan sehari-hari manusia, sehingga manusia punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi spiritualitas di dalam dirinya, justru menjadi sumber pertikaian dan alat politik. Konflik terjadi di mana-mana. Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya 1000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945, kini ada di bumi, dan dalam hitungan detik siap meluluhlantakkan spesies di bumi.

Belum lagi eksploitasi secara membabi buta terhadap alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global di mana-mana. Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini dalam jangka seratus tahun telah berkurang secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak pada peningkatan efek rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global, diperkirakan kalau manusia tidak secara bijak bertindak mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30 sampai 50 tahun lagi, sebagian besar kota-kota di dunia akan tenggelam, termasuk New York City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta. Dan sejarah tenggelamnya negeri Atlantis akan terulang kembali.

Jaman ini adalah jaman penentuan bagi kebudayaan “Lemuria” atau “Atlantis” yang ada di bumi. Pada saat ini dua akar konflik, yaitu “agama” dan “materialisme” telah bersekutu dan saling memanfaatkan satu sama lain serta menyebarkan konflik di muka bumi. Agama menjadi cenderung dogmatik, formalistik, fanatik, dan anti-human persis seperti perkembangan agama di Eropa dan timur tengah sebelum masa Aufklarung. Esensi agama, yaitu spiritualitas yang bertujuan untuk mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat sebagai ajaran sesat, bid’ah, syirik, dll. Agama justru bersekutu kembali dengan pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti pada saat ini begitu banyak “partai-partai agama” yang berkuasa di berbagai negara, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada paham materialisme juga sudah terlanjur menguasai dunia. Persekutuan antara kaum agama dan materialisme, atau “agama-materialistik” ini mulai menggejala di mana-mana, berwujud dalam bentuk-bentuk teror yang mengancam dunia.

Sudah saatnya, para spiritualis di “Lemuria” mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh temeh tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik harus diselesaikan sekarang. Tugas yang sangat penting tengah menanti, bukan tugas prophetik, tetapi tugas yang benar-benar menyangkut keberlangsungan eksisteksi seluruh spesies di “Lemuria”, di bumi yang amat indah ini. Tugas ini tidak bisa dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi atau Wali atau Resi atau Avatar seperti pada masa lalu. Tetapi, seluruh “manusia-biasa” juga harus terlibat di dalam tugas ini.

Jika hipotesis Prof. Santos memang benar, bahwa Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang tinggal di sini punya tugas (karma) yang penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya, bangkit Kasihnya, bangkit Sains dan Teknologinya untuk mengubah jalannya sejarah Lemuria yang selama ini sudah salah arah. Kejayaan masa lalu bukan hanya untuk dikenang, atau dibanggakan, tetapi harus menjadi “energi-penggerak” kita untuk mengambil tanggung jawab dan tugas demi kejayaan Indonesia dan keberlanjutan peradaban Lemuria beserta seluruh spesies yang ada di bumi ini. Seperti kata Bapak Anand Krishna, dalam bukunya yang bertajuk Indonesia Jaya, “Masa depanmu jauh lebih indah dan jaya daripada masa lalumu, wahai putra-putri Indonesia!”

Indonesia Bangkit! Lemuria Jaya!

23 komentar:

  1. Maaf... curhat sedikit... walau kalau sy lg begini pasti dimarahin sama pasangan dan orang tua.
    Apa kita sudah menghargai hasil karya anak bangsa? dalam kehidupan sehari-hari?
    Demam batik akhirnya menurun jg. Walau di kantor sy (swasta) akhirnya jadi menetapkan setiap Jumat batikan ikutan kayak PNS dan bagusnya masih konsisten berlangsung sampe hari ini.

    Kenapa kalau hasil karya anak bangsa, justru kita malah jadi sangat-sangat subyektif? Nuntut kesempurnaan, selalu melihat kekurangannya, dikomentarin, disirikin, ndak ada bener2nya...kurang ini kurang itu.. pokokne negative thinking dulu dehh..

    Tapi kalo ditawarin produk orang londo, langsung manggut2 bilang "waaahhh barang bagus nihh". Kalaupun yg waspada, berfikirnya "ok, ini-nya gimana? itu-nya gimana?". Yg ada adalah curiosity... bukan negativity.

    Sooo... Indonesia bisa bangkit kalau sudah bersatu. Kalau ada yg pinter, punya barang bagus, didukung supaya tembus pasar internasional. Bukannya trus langsung ditiru, dijiplak, dihancurkan pasarnya.. mengejar keuntungan sesaat jangka pendek.

    Padahal bila pencipta tersebut diberi kesempatan waktu dan modal, dia bisa memperbaiki kualitas dan kuantitas... karena bikinnya pake passion... tidak sekedar mengumbar ajaran konsumerisme, materialisme dan kapitalisme semata.

    Merasakan sendiri betapa produk kreatif hasil karya anak bangsa Indonesia, para pengguna yg dari Indonesia sendiri komentar terussss sedikit beri saran atau bahkan hanya komentar tanpa memberikan saran/solusi, malas mempelajari, maunya diajarin melulu, dikasi tau melulu... sementara pengguna yg dari londo bilang "wow this is great stuff. I've read the instruction"... dilematis sekali.

    So, kesimpulannya, di setiap kegiatan keseharian, sy mencoba untuk lebih mengutamakan produk Indonesia. Kalau dg rekan bisnis dr Indonesia mencoba mengingatkan "ayo back stabbing sesama Indonesia ntar dulu, setelah Indonesia $1 = Rp 200. Artinya 200 keringat orang Indonesia = 1 keringat orang US. Atau Sing$1 = Rp 50. Artinya 50 keringat orang Indonesia = 1 keringat orang Singapore."

    Sekarang ini uang Singapore dan Malaysia makin menguat. Indonesia sebagai suatu negara sudah tidak bisa disejajarkan dengan Singapore dan Malaysia. Indonesia stagnant atau turun? sejajarnya dg Thailand, Vietnam, Kamboja.

    Penutupannya adalah.. ayo semuanya tetapkan target $1 = Rp 200!!!!!!

    BalasHapus
  2. Setuju,ilmu esoteris selama ini sudah dipraktekkan oleh nenek moyang kita,tetapi diharamkan oleh orang jaman sekarang.Kemudian dikemas lagi oleh orang Barat dan dikembalikan lagi kepada kita dalam bentuk yang menggiurkan,padahal isinya masih lebih baik kepunyaan nenek moyang kita.Atas nama musyrik,kufur,kurafat,dan sejenisnya.Pilihan kembali kepada kita sebagai individu,mau maju apa mau cuma jadi boneka ?

    BalasHapus
  3. Terimakasih untuk artikelnya, bagus sekali. Saya juga sangat setuju dengan 2 pargraf terakhir.

    Buat saya apa yang terjadi, tidak ada yang kebetulan. Terkait kepercayaan saya terhadap reinkarnasi dan karma, termasuk karma mengapa kita tinggal dan hidup di Indonesia.

    "Jika hipotesis Prof. Santos memang benar, bahwa Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang tinggal di sini punya tugas (karma) yang penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya, bangkit Kasihnya, bangkit Sains dan Teknologinya untuk mengubah jalannya sejarah Lemuria yang selama ini sudah salah arah."

    Sudah menjadi tanggung-jawab kita dan Semoga kita semua sebagai warga Indonesia bisa bangkit, dan kembali ke jalan yang lurus, meningkat kesadarannya dan senantiasa menerima Kasih Tuhan. Tidak lagi memperdebatkan soal politik, SARA, dll. Amin

    BalasHapus
  4. Betapa Indahnya Indonesia :-) surganya dunia :-)

    tonton di link berikut,
    http://www.youtube.com/watch?v=q3v40-kGLJE

    BalasHapus
  5. subhanall0h..
    ind0nesia 'atlantis yg hilang' sangt lah kaya apakah penguasa saat ne tahu ttg kkayaan itu? dan apakah para penguasa tau kjayaan ind0nesia masa lalu..
    artikel ini perlu dilihat para penguasa agar mereka sadar.
    dan g terus2n menindas, dan k0rupsi.
    ay0 berants k0rupsi!
    i hate u k0rupt0r

    BalasHapus
  6. susah deh mau bangkitin indonesia,pemerintahan aja udah banyak yang korupsi.
    gimana indonesia mau majuuuuuuuuuuu....

    BalasHapus
  7. Dewasa ini, banyak orang Sunda yang mengaku-ngaku sebagai pewaris kebudayaan Atlantis, hanya dikerenakan sebuah buku yang memakai istilah Sunda Land untuk menyebutkan suatu dataran yang tenggelam di Asia Tenggara. Sungguh hal yang bodoh, kerajaan Sunda yang kecil mau disama-samakan dengan kebudayaan Atlantis.
    Sebaiknya pelaku sejarah dan tokoh Sunda hendaknya meluruskan ini, jangan sampai masyarakatnya buta akan sejarah, dan mengaku-ngaku hal yang tak mungkin.

    Sundaland itu hanya sebuah sebuatan untuk suatu paparan benua di SEA, itu dipopulerkan oleh bangsa Erofa, bukan berarti daerah yang masuk kedalam Sunda Land memiliki pengaruh dari Suku Sunda (Jawa Barat/Banten), kerena Sunda Land dan Tatar Sunda/Tanah Sunda adalah hal yang jauh berbeda. Istilah Sunda Land diambil dari Kerajaan Sunda Kelapa, karena pada masa itu, pelabuhan Sunda Kelapa menjadi Pelabuhan Pusat Pemerintahan Penjajah Belanda.

    Orang Sunda banyak ngaku2, padahal mah Kerajaan Sunda/Tarumanegara/Padjajaran tidak memiliki pengaruh besar di Indonesia/Nusantara, pengaruhnya hanya di Jawa Barat.

    BalasHapus
  8. Jangan terlalu bangga / melebih lebihkan suatu suku atau bangsa. Semua sama ciptaan Allah. Indonesia sendiri tidak akan berubah kalau tidak masyarakatnya sendiri yang berusaha merubahnya. Menurut fakta yang telah ada bahwa kebudayaan tertua di dunia ini berada di Timur tengah tempat turunnya Nabi Adam dan nabi nabi setelahnya. Adapun sejarah Atlantis atau penemuan tengkorak manusia purba lainnya itu masih perdugaan ilmu manusia yang sangat terbatas. Dan bumi kita ini memang mempunyai sejarah sewaktu bumi ini belum di huni makhluk yang mempunyai peradaban yaitu Adam dan anak turunnya. Dan nenek moyang kita merupakan makhluk yang sudah mempunyai peradaban yang sudah tentu merupakan keturunan Nabi Adam as. Jadi janganlah kita terpancing dengan penemuan penemuan yang masih merupakan sangkaan atau perdugaan tanpa ada bukti peninggalan sejarah yang nyata.

    BalasHapus
  9. Saya sangat Hakkul Yakin sejarah akan membuktikan, bahwa benua “ATLANLANTIS” dari bahasa Yunani “ATTALA” yg berarti “SURGA” itu pasti Nusantara (Indonesia).
    Alloh menciptakan Bumi Nusantara (Indonesia) ini dengan kasih-sayangNya, agar manusia mau mengambil pelajaran.
    Ketika zaman akhir, masing2 kaum bangga akan kaumnya, masing2 bangsa akan bangga dengan bangsannya, masing2 negara akan bangga dengan negara, seperti yg di sampaikan saudara kita dari Malaysia.
    Padahal kalau mau jujur orang2 malaysia itu banyak belajar dari orang Indonesia, tanya saja sama mantan Permen Mahattir Muhammad.
    Tanya ke beliau “siapa guru anda?”.
    Beliau pasti akan menjawab “Bung Karno”.
    Tolong catat baik baik ungkapan saya ini,
    ini bukan ramalan, dan bukan pula klenik.
    “Indonesia akan menjadi mercusuar dunia” setelah Indonesia kedepan di pimpin oleh seorang pemimpin “PUTRA JASUMA” alias Putu (cucu) Raja Jawa kelahiran Sumatera.
    Yang wilayahnya meliputi “JABALSUMA” alias Jawa, Bali dan Sumatera. Terwujud dengan terbangunnya titian penyambung (jembatan) Bakahuni-Merak dan Banyuwangi-Gilimanuk.
    Zaman dadi rejo (jadi ramai), Bumi Nuswantoro dadi kiblating dunyo (jadi pusat dunia). Penduduke dadi tentrem kerto raharjo (Pendudknya menjadi damai, aman sentosa dan sejahtera). Bagi yang baca tulisan saya ini, saya yakin sudah tidak menemui, karena kita sudah pindah ke kampung kober-Indonesia Jaya (alam akhirat).
    Berbahagialah yang menjadi bangsa Indonesia, karena anda di dunia sudah tinggal di surga, dan kelak di akhirat anda juga harus berusaha supaya dapat tinggal di surga kembali, di mana buah jamblang jika sekarang, yg nanti akan menjadi buah Strawberry…..aneh kan??
    Itulah Alloh, Ia maha kuasa atas segala-galanya.
    Kalau pembaca ingin lebih tau detil mengenai Indonesia masa lalu, kini dan akan datang, kirim sms ke 081382191342.

    Salam,
    Nur Kholish Muria alias Kyai Seberang Lor.

    BalasHapus
  10. maaf..saya berbeda tentang bahwa nusantara adalah benua atlantis....bahwa nusantara kita(asia tenggara) adalah benua lemuria.atlantis sekarang ini adalah berada di lautan atlantis. sejarah dulu mengatakan bahwa orang atlantea yg menghancurkan benua lemurian dgn menanam nuklir.karena iri hati atas kemajuan teknologi jaman lemurian. bahwa orang lemurian dahulu merupakan bangsa yg besar dan memiliki akhlak yg baik.telah mempunyai ajaran monotheisme.

    BalasHapus
  11. sebentar lagi kebenaran akan terungkap.., sebentar lagi akan muncul peradaban yang berdasarkan atas nama tuhan yang maha kasih dan maha sanyang

    BalasHapus
  12. "Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya, indonesia sejak dulu kala, selalu di puja-puja bangsa..."

    Sayang sekali, anak-anak muda Indonesia telah terhegemoni dengan kehidupan hedonis sehingga tidak tahu jika hampir seluruh kekayaan kita di ambil oleh orang-orang asing.

    Karena itu, ayo bersama sadarkan diri, sadarkan anak-anak negeri kembali mencintai ibu pertiwi

    "Disana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua, sampai akhir menutup mata"

    BalasHapus
  13. Saya pernah berbincang dengan rekan seperjuangan,bahwa indonesia akan maju dan akan bangkit sebagaimana kejayaan Lemuria (atlantis) pada jamannya yaitu pada tahun 2016 yang insya Allah kehidupan rakyat indonesia,kemajuan Teknologinya dan tarap hidup masyarakatnya,lebih dari Atlantis bahkan negara-negara luar akan tunduk ke indonesia,kenapa demikian....?
    dikarenakan bangsa-bangsa eropa khususnya amerika dan china masih berhutang ke indonesia dengan kurun waktu 50 tahun,dari tahun 1966 -2016 yang otomatis hutang tersebut akan dikembalikan ke negara indonesia,yang pada waktu itu john F Kenedy lah yang membuat komitmen dengan Putra dan Putri indonesia (nama di rahasiakan)dan jumlah hutangnya melebihi kekayaan dan kemajuaan teknologinya sekarang, tunggu di tahun 2016..ya......

    BalasHapus
  14. 90% penduduk kita hanyalah binatang yang hanya mampu makan dan beranak-pinak, episode peradaban dunia kali ini indonesia tidak akan mampu bersaing, kecuali episode peradaban dimulai dari nol lagi alias ada kehancuran besar peradaban ( sebagaimana dialami peradaban-peradaban sebelumnya )

    BalasHapus
  15. Kalau indoneaia Adalah atlantis , terus mana hasil explorasi di laut natuna ??? Apakah pernah diketemukan candi atu lainnya ??? Padahal kedalamannya kagak sampai 100 m....buktikan dulu..??Bukan hanya terbuai dengan istilah surga dunia....

    BalasHapus
  16. post yg bikin nasionalis bertambah............nice ppost..

    BalasHapus
  17. Tak lama lagi para koruptor dan pencuri uang negara akan dikikis sampai sekarat, oleh kekuatan yang sangat besar.

    BalasHapus
  18. hehehe.. maaf saya ngetawain komen yang lucu lucu.. untuk Indonesia jaya, marilah bersama menuju kejayaan dengan beraklak mulia dan tidak saling menghujat satu sama lain. semua manusia dilahirkan dalam keadaan sama yaitu telanjang dan otak yang bersih laksana kertas putih. jadi, bagaimanapun keadaaan anda sekarang marilah kembali ke jatidiri masing masing.. putihkan pikiran dan hati anda supaya bisa maju bersama. amin

    BalasHapus
  19. tukar saja Indonesia ke SUNDANESIA kan bagus gak aku orang INDIA jadinya INDONESIA bukan MALAY

    BalasHapus
  20. jika kalian melihat peta dunia yg ada garis equatornya, resapi, pahami....maka anda tidak akan menolak bahwa atlantis=indonesia....dimana letaknya sangat strategis.

    BalasHapus
  21. Iyuung...kenapa di tanah Sumatra Jawa Kalinantan tak ada tanda2 sisa2 peradaban itu? Adanya cuma yg muda2 macam Candi Prambanan Borobudur yg usianya belum ada 2000 tahun.

    BalasHapus

Kupas Tuntas Hubungan Peradaban Kuno Atlantis, Legenda Lemuria dengan Indonesia