Kamis, 17 Juli 2008

Lemuria, Kisah Benua Yang Hilang

Lemuria, Kisah Benua Yang Hilang

Mungkin sebagian teman-teman sudah banyak mendengar kisah tentang Atlantis,kalau kisah Lemuria pernah belum?Kalau belum,ada baiknya kita menyimak sekelumit kisah yang aq uraikan di bawah ini,semoga bermanfaat.

Oh iya,artikel dibawah aq tulis hanya mengacu pada satu versi saja,sedangkan versi mengenai kisah dari Lemuria sendiri sangatlah banyak,jadi jangan bingung apabila kisah yang aq uraikan dibawah sedikit berbeda kisah dengan versi yang mungkin teman-teman pernah baca sebelumnya.

Lemuria/Mu

Lemuria/Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75000 SM - 11000 SM. Jika kita lihat dari periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.

Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908),seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan. Informasi tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya.

Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.

Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi,namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban tsb berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).

Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.(artikel Easter Island juga dapat dibaca di blog ini)

Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami),namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.

Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.

faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka.

Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi ,bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka.

Edgar Cayce,Seorang spiritualis Amerika melalui channelingnya berkali2 mengungkapkan hal yang sama.

Kuil2 Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal2 lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan.

Banyak info mengenai atlantis dan lemurian diperoleh dengan men-channel crystal2 'old soul' yang pernah digunakan pada kedua jaman ini.

Beberapa Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni,Jepang,mungkinkah monument2 ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?

Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik,teknologi dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi,sangat damai dan bermoral.

Menurut Edgar Cayce,munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.

Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik,invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan.

Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap,Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis.

Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi,mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades,baca artikel Nordic Alien di Blog ini (http://ada-1.blogspot.com) juga :).

Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalakan bumi untuk menetap diplanet lain ini sedikit tidak masuk akal,tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju,penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan dijauh2 hari.Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini,belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.(Baca artikel Piri Reis Map sebagai bahan pertimbangan).

Dari sekelumit kisah yang aq uraikan diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean,namun karena peranglah yang membuat sebagain dari mereka berguguran.

Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis,otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean,sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa daratan lainnya,termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.

Salam,
Dipta
http://ada-1.blogspot.com

*Untuk mengetahui berbagai macam versi kisah dari Lemuria lainnya,silakan baca buku "atlantis & Lemuria" karangan Frank Joseph (english ver),atau minta diterawangin sama Mbah Google,hihihi.

tag : lemuria, atlantis, benua yang hilang, indonesia, Pleiades

Jawaban soal Atlantis dari Indonesia

Jawaban soal Atlantis dari Indonesia

Begin Message --- Subject: [Anand Krishna E Study Circle] Jawaban soal atlantis List-id:

Setelah berkonsultasi dengan "pakar" soal Atlantis dari Indonesia, hehehe, saya dapat jawaban sebagai berikut: "Ada banyak versi tentang Atlantis, Edgar Cayce bilang bahwa Lemuria itu nama benuanya, dan Atlantis itu nama negaranya (diperkirakan eksis 24.000 - 10.000 SM.)

Negara Atlantis itu terbagi dalam beberapa daerah atau pulau atau kalau sekarang istilahnya mungkin provinsi atau negara bagian. Daerah kekuasaan Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis menurut para ahli terkena bencana alam besar paling sedikit 3 kali sehingga menenggelamkan negara itu.

Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan terakhir yang meluluh lantakkan negara itu terjadi sekitar tahun 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub mencair dan menenggelamkan negara itu. Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan penduduk Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang lebih tinggi yang tidak tenggelam oleh bencana tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan mulai dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos yang sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh.

Kemungkinan besar karena memang mereka berasal dari satu kebudayaan dan tempat yang sama. Mereka mengungsi ke daerah yang sekarang kita kenal dengan Amerika, India, Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah. Mereka membawa ilmupengetahuan-teknologi dan kebudayaan Atlantis ke daerah yang baru."

Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame Blavitszki -- pendiri Teosofi -- yang mengklaim bahwa ajarannya berasal dari seorang "bijak" berasal dari benua Lemuria di India, Atlantis ini lebih dikenal dengan nama benuanya, yaitu Lemuria. Di dalam kebudayaan Lemuria, spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin, atau mereka lebih memuja para dewi sebagai simbol energi feminin, ketimbang memuja para dewa sebagai simbol energi maskulin.

Hal ini cocok dengan spiritulitas di Indonesia yang pada dasarnya memuja dewi atau energi feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro Kidul (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera Barat, Bunda Kanduang dianggap sebagai simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan). Bahkan di Aceh pada masa lalu yang dikenal sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 4 kali oleh Sultana (raja perempuan) sebelum masuk pengaruh kebudayaan dari Arab Saudi yang sangat maskulin. Sebelum itu di kerajaan Kalingga, di daerah Jawa Barat sekarang, pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal sangat bijak dan adil. Di dalam kebudayaan lain, kita sangat jarang mendengar bahwa penguasa tertinggi (baik spiritual atau politik adalah perempuan), kecuali di daerah yang sekarang disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras yang berkuasa, yaitu: kulit kuning, merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada masa itu kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah, jadi kemungkinan besar kebudayaan Indian/Aztec/Maya juga berasal dari Atlantis. Tetapi, kemudian kebudayaan itu terkebelakang dan selanjutnya kebudayaan kulit hitam/coklat di India yang mulai menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar jaman kejayaan yang kemudian dikenal menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu) dan Epos Mahabarata (5000 tahun lalu). Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur setelah terjadi perang Baratayuda yang amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu menggunakan teknologi laser dan nuklir (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga sebagai padang Kurusetra sampai saat ini masih bisa dideteksi cukup kuat).

Selanjutnya, kebudayaan itu mulai menyebar ke mesir, mesopotamia (timur tengah), cina, hingga ke masa sekarang. Kemungkinan besar setelah perang Baratayuda yang meluluhlantakkan peradaban di dunia waktu itu, ilmu pengetahuan dan teknologi (baik spiritual maupun material) tak lagi disebarkan secara luas, tetapi tersimpan hanya pada sebagian kecil kelompok esoteris yang ada di Mesir, India Selatan, Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa) dan Yahudi. Ilmu Rahasia ini sering disebut sebagai "Alkimia", yaitu ilmu yang bisa mengubah tembaga menjadi emas (ini hanyalah simbol yang hendak mengungkapkan betapa berharganya ilmu ini, namun juga sangat berbahaya jika manusia tidak mengimbanginya dengan kebijakan spiritual)

Kelompok-kelompok Esoteris ini mulai menyadari bahwa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tanpa mengembangkan kebajikan spiritual, akan sangat berbahaya bagi peradaban dunia. Itulah sebabnya kelompok-kelompok Esoteris ini memulai kerjanya dengan mengembangkan ilmu spiritual seperti tantra, yoga, dan meditasi (tentu saja dengan berbagai versi) untuk meningkatkan Kesadaran dan menumbuhkan Kasih dalam diri manusia. Ajaran-ajaran spiritual inilah yang kemudian menjadi dasar dari berbagai agama di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi disimpan dahulu dan hanya diajarkan kepada orang-orang yang dianggap telah mampu mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam dirinya.

Tetapi, manusia memang mahluk paling ironik dari berbagai spesies yang ada di bumi. Berabad kemudian, ilmu spiritual ini justru berkembang menjadi agama formal yang bahkan menjadi kekuatan politik. Agama justru berkembang menjadi pusat konflik dan pertikaian di mana- mana. Sungguh ironik, ilmu yang tadinya dimaksudkan untuk mencegah konflik, justru menjadi pusat konflik selama berabad-abad. Tapi, itu bukan salah dari agama, tetapi para pengikut ajaran agama itulah yang tidak siap untuk memasuki inti agama: spiritualitas.

Pada masa abad pertengahan di Eropa, masa Aufklarung dan Renaissance, kelompok-kelompok Esoteris ini mulai bergerak lagi. Kali ini mereka mulai menggunakan media yang satunya lagi -- ilmu pengetahuan dan teknologi -- untuk mengantisipasi perkembangan agama yang sudah cenderung menjadi alat politis dan sumber konflik antar bangsa dan peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini disimpan mulai diajarkan secara lebih luas. Kita mengenal tokoh-tokoh seperti Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri, Copernicus, Galio Galilae, Bruno, Leibniz, Honore de Balzac, Descartes, Charles Darwin bahkan sampai ke Albert Einstein T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung adalah tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni modern yang berhubungan -- kalau tidak bisa dikatakan dididik -- oleh kelompok-kelompok Esoteris ini.

Tetapi, sejarah ironik kembali berkembang, kebudayaan dunia saat ini menjadi sangat materialistis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya digunakan untuk "menyamankan" kehidupan sehari-hari manusia, sehingga manusia punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi spiritualitas di dalam dirinya, justru menjadi sumber pertikaian dan alat politik. Konflik terjadi di mana-mana. Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya 1000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945, kini ada di bumi, dan dalam hitungan detik siap meluluhlantakkan spesies di bumi.

Belum lagi eksploitasi secara membabi buta terhadap alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global di mana-mana. Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini dalam jangka seratus tahun telah berkurang secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak pada peningkatan efek rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global, diperkirakan kalau manusia tidak secara bijak bertindak mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30 sampai 50 tahun lagi, sebagian besar kota-kota di dunia akan tenggelam, termasuk New York City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta. Dan sejarah tenggelamnya negeri Atlantis akan terulang kembali.

Jaman ini adalah jaman penentuan bagi kebudayaan "Lemuria" atau "Atlantis" yang ada di bumi. Pada saat ini dua akar konflik, yaitu "agama" dan "materialisme" telah bersekutu dan saling memanfaatkan satu sama lain serta menyebarkan konflik di muka bumi. Agama menjadi cenderung dogmatik, formalistik, fanatik, dan anti-human persis seperti perkembangan agama di Eropa dan timur tengah sebelum masa Aufklarung. Esensi agama, yaitu spiritualitas yang bertujuan untuk mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat sebagai ajaran sesat, bid'ah, syirik, dll. Agama justru bersekutu kembali dengan pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti pada saat ini begitu banyak "partai-partai agama" yang berkuasa di berbagai negara, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada paham materialisme juga sudah terlanjur menguasai dunia. Persekutuan antara kaum agama dan materialisme, atau "agama-materialistik" ini mulai menggejala di mana-mana, berwujud dalam bentuk-bentuk teror yang mengancam dunia.

Sudah saatnya, para spiritualis di "Lemuria" mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh temeh tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik harus diselesaikan sekarang. Tugas yang sangat penting tengah menanti, bukan tugas prophetik, tetapi tugas yang benar-benar menyangkut keberlangsungan eksisteksi seluruh spesies di "Lemuria", di bumi yang amat indah ini. Tugas ini tidak bisa dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi atau Wali atau Resi atau Avatar seperti pada masa lalu. Tetapi, seluruh "manusia-biasa" juga harus terlibat di dalam tugas ini.

Jika hipotesis Prof. Santos memang benar, bahwa Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang tinggal di sini punya tugas (karma) yang penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya, bangkit Kasihnya, bangkit Sains dan Teknologinya untuk mengubah jalannya sejarah Lemuria yang selama ini sudah salah arah. Kejayaan masa lalu bukan hanya untuk dikenang, atau dibanggakan, tetapi harus menjadi "energi-penggerak" kita untuk mengambil tanggung jawab dan tugas demi kejayaan Indonesia dan keberlanjutan peradaban Lemuria beserta seluruh spesies yang ada di bumi ini. Seperti kata Bapak Anand Krishna, dalam bukunya yang bertajuk Indonesia Jaya, "Masa depanmu jauh lebih indah dan jaya daripada masa lalumu, wahai putra-putri Indonesia!"

Indonesia Bangkit! Lemuria Jaya!

Ahmad Yulden Erwin

 

tag : atlantis, sundaland, paparan sunda, austronesia, zaman es, benua yang hilang, indonesia

Sabtu, 03 Mei 2008

Dugaan terkini tentang keberadaan Atlantis

Dugaan terkini tentang keberadaan Atlantis

Atlantis = Indonesia?

Dugaan terkini tentang keberadaan Atlantis adalah daratan yang berada di Indonesia. Sebagian arkeolog dan ilmuwan Amerika Serikat bahkan meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land atau Summa Terra Land, Wilayah yang kini ditempati Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang sekitar 11.600 tahun silam daratan-daratan ini masih merupakan kontinen yang sangat besar. Benua ini perlahan-lahan tenggelam dan terpisah seiring dengan berakhirnya zaman es. Teori ini diangkat ke permukaan dalam "International Symposium on The Dispersal of Austronesian and The Ethnogeneses of The People in Indonesian Archipelago" yang dihelat 28-30 Juni 2005, di Solo. Hipotesa itu berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologimolekuler. Disebutkan lagi, Pulau Natuna dan Penduduknya merupakan sisa-sisa terpenting yang berkaitan dengan Atlantis. Berdasarkan kajian Biomolekuler, Penduduk Asli Natuna memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua yang diyakini bangsa ini memiliki kebudayaan tinggi seperti yang dinisbatkan Plato dalam mitologi yang ia kemukakan.

Sunda Land, atlantis indonesia map

Dalam teori yang lain yang mendukung Atlantis berada di Indonesia mengemukakan, Penduduk Atlantis terbagi dua, keturunan minoritas bangsa lemuria yang berkulit putih, tinggi, bermata biru dan berambut pirang yang merupakan nenek moyang suku bangsa Arya dan dipercaya memiliki garis keturunan Bangsa Pleides, sedangkan penduduk yang lain berkulit coklat/gelap, relatif pendek, bermata coklat dan berambut hitam memiliki garis keturunan Bangsa Mu/Lemuria/Pasifika. Pada waktu itu, Bangsa luar angkasa (Bangsa Pleides) sudah berhubungan baik dengan penduduk Bumi. Mereka umumnya dianggap sebagai Dewa karena kemampuannya jauh di atas penduduk Atlantis.

Hal ini dihubung-hubungkan dengan Hastinapura (Bahasa Sansekerta untuk Atlantis) tepatnya disekitar wilayah Suma Terra (Sumatra) atau disebut juga Swarnabhumi atau Land of Taprobane, ditengah-tengah 2 pillar penyangga : Gunung Krakatoa dan Gunung Toba, dua gunung yang super besar, super volcano yg pada masa purba pernah meledak super dahsyat. Atlantis hancur karena konflik internal para penguasa yang luluh lantak karena peperangan super modern dengan menggunakan teknologi tinggi (nuklir) berikut senjata-senjata pemberian bangsa Pleides. Senjata tersebut memiliki daya hancur masal yang dimiliki oleh para pemimpin-pemimpin Atlantis, yang pada akhirnya memicu ketidakstabilan pada alam.

Peperangan itu terbagi menjadi 2 kubu besar, seperti yang diceritakan dalam mitologi, Pandawa dan Kurawa. Kendaraan tempur dan pesawat-pesawat tempur di asumsikan sebagai Kereta Kencana, sedangkan Panah-panah sakti adalah asumsi dari Rudal balistik atau laser beam. Dan baju zirah yang dikenakan gatot kaca adalah Baju tempur yang bisa terbang. Diceritakan pula, seorang tokoh (baladewa) tidak boleh ikut berperang karena memiliki senjata pemusnah masal yang mampu membelah bumi.

Peristiwa besar itu, yang dimenangi oleh Pandawa, tetap saja mengakibatkan alam menjadi tidak seimbang yang pada akhirnya terjadi letusan besar dari 2 gunung super volcano (2 pillar) yang mengapit mereka, yang memusnahkan Penduduk Atlantis secara global, yaitu Gunung Krakatoa dan Gunung Toba. Danau Toba, danau terluas di atas ketinggian seribu meter dari permukaan air, adalah kaldera raksasa yang di asumsikan sebagai sisa-sisa dari Gunung raksasa tersebut. Ledakan itu menyebabkan gelombang Tsunami yang dahsyat sehingga menghapus semua kebudayaan yang pernah berdiri di Summa Terra. Tersapu dan di hempaskan ke seluruh bagian dunia hingga terhisap ke dasar Lautan Atlantik.

Sebagian kecil penduduk yang selamat sebagian besar lari ke arah barat (melalui India, Alengka (Srilangka)) dan menjadi Ras Arya. Sebagian kecil ke arah timur dan menjadi Bangsa Oceania dan Indian. Sayangnya bagian kecil penduduk yang selamat adalah penduduk-penduduk yang ada di lingkar luar yang jauh dari pusat Atlantis. Sehingga kesinambungan teknologi tiba-tiba berhenti dan kembali ke masa Pra-Sejarah. Mereka hanya mewariskan kisah-kisah ini ke keturunan mereka yang kemudian di adaptasikan dengan perkembangan kebudayaan setempat. Kisah-kisah ini yang kemudian mengilhami pemahaman kepercayaan yang dianut oleh penduduk bumi sebagai tuntunan dan pedoman hidup agar tidak terjadi lagi kehancuran yang berakibat musnahnya peradaban manusia untuk kesekian kali.

Dalam teori tersebut, kemungkinan besar orang Indonesia sekarang bukan orang keturunan Atlantis atau Mu/Lemuria melainkan suku mongolid yang berasal dari cina selatan melalui malaka dan suku negroid austro yang berasal dari Austalia. Merekalah yang akhirnya tinggal di wilayah bekas reruntuhan Atlantis.

Sampai saat ini, teori tentang keberadaan Atlantis tak terhitung jumlahnya dan sangat bervariasi. Seluruh teori yang berkembang dianggap masih bersifat spekulatif dan justru mendulang ribuan tanya. Tidak ada cukup bukti-bukti yang mendukung dan tidak ditemukan peninggalan sejarah yang faktuil untuk mendukung teori-teori tersebut. Hingga saat ini, Benua Atlantis tetap menjadi misteri terbesar dalam peradaban manusia yang tidak terkuak.

Wahyu Triatno http://wtriatno.multiply.com

tag : atlantis, sundaland, paparan sunda, austronesia, benua yang hilang, indonesia, Krakatau, Toba

Bangsa Lemuria sebagai bangsa tertua di muka bumi

Bangsa Lemuria sebagai bangsa tertua di muka bumi?

The Land of Mu was a huge continent situatied in the Pacific Ocean between AMerica and Asia, its center lying somewhat south of the equator. Basing its are on the remains which are still above water, it would have been about six thousand miles from north to south. All the rocky islands, individually and in groups, scattered over the Pacific Ocean were once part of the COntinent of Mu.

Cataclysmic earthquakes destroyed Mu about 12000 years ago. The Pacific Ocean rushed in, making a watery grave for a vast civilization and 60 million people. Easter Island, Tahiti, Samoas, Cook,Tongas, Marshall, Gilbert, Caroline, Marianas, Hawaii and the Marquesas are but reminents of that great land.

Sedikit kaget gw baca artikel ini...tapi ini dari sumber yang bisa di percaya karena mendokumentasikan atlantis juga.... ini di sebut2 sebagai benua yang hilang menemani Atlantis... kalo benua ini benar letaknya.... berarti dugaan bahwa Atlantis itu Indonesia semakin menguat....

Ini diperkirakan adalah civilization yang tertua di muka bumi lho [kalo bener-bener ada lho :P]...katanya sich sekitar 53000 SM udah ada bangsa ini...ada di sekitar samudra hindia/pasifik...di benua Mu...konon ini pulau nasibnya sama seperti Atlantis...musnah...hilang...karena bencana gempa bumi akibat pergeseran kutub bumi pada 24000 SM...

Sisa2x peradabannya dijumpai di Hawai,juga di budaya Maya,Inca,Aztec,etc....gambar2x kontinen Mu dijumpai pada tulisan2x kuno Pra-Inca,etc oleh Dr. Javier Cabrera, ditemukan terukir di batu-batuan kuno...pada 1972 banyak para peneliti spt; Farida Iskoviet,Sgt. Williard Wannall meneliti ke Maui [Hawaii] dan mereka yakin bahwa benua Mu tempat tinggal Lemurian itu bener-bener ada...nama

Lemurian Civilizaton itu sangat maju,menggunakan telepati dalam berkomunikasi,etc...bahkan ada guru India yang terkenal yang namanya Sivaya Subramuniya menerbitkan buku yang judulnya Lemurian Scrolls ...katanya sih hasil chanelling dari dia...hasil wangsit...kata dia sich peradaban Lemuria sudah sangat sangat sangaaat maju... :D ...lha embuh sekarang kayaknya makin-makin banyak aja teori-teori ttg Lemuria...bahkan diperkirakan ada piramida bawah laut di sekitar laut sekitar Okinawa [plus minus 200 kaki underwater] di Jepang adalah peninggalan kuno bangsa Lemuria...terus ada yang bilang kalo sumber tenaga bangsa Lemuria ini adalah kristal

Lemuria/Mu

Lemuria/Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75000 SM - 11000 SM.Jika kita lihat dari periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.

Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan.

Informasi tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya.

Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis).Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.

Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban tsb berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.

Lemuria/Mu

Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.

Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka.

Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka.

Edgar Cayce, seorang spiritualis Amerika melalui channelingnya berkali2 mengungkapkan hal yang sama. Kuil2 Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal2 lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan.

Banyak info mengenai atlantis dan lemurian diperoleh dengan men-channel crystal2 'old soul' yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. masih inget tentang tample yang ada di bawah air perairan Jepang?? yang ini loh

sama

Beberapa Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni,Jepang,mungkinkah monument2 ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?

Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik,teknologi dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi,sangat damai dan bermoral.

Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.

Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik,invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan.

Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis.

Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi,mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades)

Dimanakah Gugus Bintang Pleiades itu?


ket: Pleiades Map

Pleiades adalah gugusan bintang yang berjarak sekitar 415 - 500 tahun cahaya dari bumi, berlokasi di konstelasi Taurus. Gugusan bintang itu terdiri dari sekitar 250 sampai 500 bintang termasuk 9 bintang utamanya. Pleiades juga disebut "Seven Sisters", dari tujuh bintang yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Kesembilan bintang utama itu adalah: Alcyone, Asterope, Atlas, Celæno, Elektra, Maia, Merope, Pleione, dan Taygeta

Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalkan bumi untuk menetap diplanet lain ini sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju,penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan dijauh2 hari.Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini,belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.

Gua mau ke PLEIADES.... ikut donk...

tag : lemuria, atlantis, benua yang hilang, indonesia, Pleiades

Minggu, 27 April 2008

Mungkin Nusantaralah Atlantis Yang Hilang Itu

Mungkin Nusantaralah Atlantis Yang Hilang Itu

Telah 9000 tahun berlalu sejak perang yang berlangsung antara mereka yang tinggal di luar Pilar-Pilar Heracles dan mereka yang tinggal di dalamnya. Di satu sisi, kota Athena dilaporkan menjadi pemimpin perlawanan; sementara pihak satunya dipimpin oleh raja-raja Atlantis, suatu pulau yang bahkan lebih luas dibanding Libya dan Asia, yang kemudian tenggelam karena gempa bumi, dan menjadi tembok lumpur yang menghalangi seluruh pelayaran melalui samudera itu. (Critias-360SM)

Konon hanya dua catatan yang menceritakan tentang Atlantis, yaitu Dialog Timeaus dan Critias, keduanya dicatat oleh Plato sekitar 360SM. Dialog ini adalah percakapan antara Socrates (guru Plato), Hermocrates, Timeaus dan Critias. Socrates menjelaskan tentang masyarakat ideal versinya, sementara Timeaus dan Critias bercerita tentang kisah yang bukan fiksi. Kisah ini merupakan kisah konflik antara bangsa Athena dan Atlantis 9000 tahun sebelum masa Plato. Kisah yang sudah terlupakan tetapi muncul kembali dibawa oleh Solon (600 tahun SM), seorang Sage dari Hellena yang mendapatkan secara lisan dari pendeta Mesir di Sais. Solon menyampaikan kisah ini kepada Dropides, kakek buyut Critias. Dropides menyampaikannya kepada putranya, (yang juga bernama) Critias, dan diteruskan kepada Critias, sang cucu.

Selama lebih dari 2000 tahun, Atlantis menjadi dongeng dan banyak ilmuwan yang tidak berani secara terang-terangan mengakui adanya Atlantis. Tetapi sejak abad pertengahan, kisah Atlantis menjadi populer di dunia Barat. Banyak yang menganggap Atlantis (jika ada) terletak di Samudra Atlantis, bahkan ada yang menganggap Atlantis terletak di Amerika sampai Timur Tengah. Para penduduknya dianggap sebagai Dewa, makhluk luar angkasa, atau bangsa yang superior. Tetapi kebanyakan peneliti tidak memberikan bukti atau telahaan yang cukup. Sebagian besar hanyalah mengira-ngira. Salah satu peneliti yang mengklaim telah menemukan Atlantis adalah Robert Sarmast, seorang arsitek Amerika keturunan Persia. Ia menyebutkan bahwa Atlantis dan Taman Firdaus adalah sama.

Fakta menyebutkan bahwa benua Atlantis tenggelam secara perlahan-lahan karena serangkaian bencana, termasuk gempa bumi. Hanya beberapa tempat di bumi yang mempunyai kecenderungan seperti itu dan Samudra Atlantis tidak termasuk. Sarmast menunjukkan bahwa Laut Mediterania adalah lokasi Atlantis, tepatnya sebelah tenggara Cyprus dan terkubur sedalam 1500 meter di dalam air. Penelitian menunjukkan bahwa permukaan air di daerah Mediterania 5000 tahun lalu jauh lebih rendah dibanding masa sekarang.

Hal ini dibantah oleh Prof. Arysio Santos dari Brasil. Santos mengatakan jika Atlantis dan Taman Firdaus adalah sama, maka seharusnya deskripsi ini harus sejalan dengan seluruh tradisi keagamaan dan kepercayaan, seperti Budhisme, Hinduisme, Islam, Kristen, kepercayaan Indian Amerika, dll, yang menceritakan tentang Taman Firdaus, sebagai tempat asal mula manusia.

Santos menuduh bahwa penemuan Sarmast terlalu terburu-buru dan hanya menguntungkan pihakpihak tertentu. Dengan penemuan Sarmast, kunjungan wisatawan ke Cyprus melonjak tajam. Para penyandang dana penelitian Sarmast, seperti editor, produser film, agen media dll mendapat keuntungan besar. Jika Sarmast benar, mereka juga akan terkenal dan jika tidak, mereka telah mengantungi uang yang sangat besar.

Sementara itu, Dr. Pavlos Flourentzos, seorang arkeolog Cyprus sendiri menolak penemuan Sarmast, karena Plato secara tegas mengatakan bahwa Atlantis berada di luar Laut Mediterania. Pernyataan ini didukung oleh Dr. Michel Morisseau, seorang ahli geologis Perancis yang tinggal di pulau Cyprus. Dia mengatakan, Aku sangat terkejut mendengar berita (penemuan) itu karena tidak berhubungan sama sekali dengan fakta geologis dan kita harus berhati-hati jika dalam mengumumkan hal tersebut. Bahkan Morisseau menantang Sarmast untuk debat terbuka.

Hanya sehari setelah pengumumannya tanggal 14 Nopember 2004, Sarmast telah mendulang bantahan karena memilih lokasi Atlantis di Mediterania yang merupakan salah satu daerah paling sering dikunjungi oleh peneliti, oceanographer dan ahli volkanologis.

Santos menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mengungkap lokasi Atlantis. Mitos dan tradisi dari banyak bangsa bersumber dari Banjir Besar dan hancurnya Taman Firdaus, sesuai dengan kisah Atlantis. Tidak dapat disangkal bahwa Atlantis adalah Taman Firdaus itu. Jejak-jejak cerita Atlantis, menurutnya, dapat ditemukan di banyak sumber, tidak hanya pada dialog Temaeus dan Critias.

Misalnya:

Alexander yang Agung, pernah melewati sepasang pilar emas Hercules dan Dionysus (alias Atlas) dengan Hieroglyph yang sama ketika memasuki daerah Timur (Indus). Atlas adalah saudara kembar Hercules. Dengan kata lain, ada sepasang pilar Hercules dan Atlas di Gibraltar yang merupakan batas daerah Barat, dan sepasang di ujung Indus sebagai batas Timur.

* Alam Critias disebutkan bahwa pada pilar emas tertulis hukum, aturan dan keputusan raja yang ditulis dengan upacara pengorbanan banteng kepada Poseidon. Upacara ini adalah khas Indus yang disebut sebagai Gomedha sebagai peringatan atas hilangnya surga (Gomeda-dvipa). Contoh lain tradisi pilar adalah Pilar Delhi yang didirikan oleh Raja Ashoka untuk memperingati kemenangannya. Terbuat dari satu baja utuh tahan karat yang masih bertahan hingga saat ini tanpa mengalami oksidasi sedikit pun. Suatu teknologi 2500 tahun lalu yang bisa jadi diwarisi dari Atlantis.

* Menurut Plato tembok Atlantis terbungkus emas, perak, perunggu, timah dan tembaga. Pada masa itu hingga saat ini, hanya beberapa tempat di dunia yang merupakan produsen timah utama. Salah satunya disebut sebagai Kepulauan Timah dan logam, Tashish, Tartessos dan nama lain, tidak lain adalah Indonesia. Jika Plato benar, maka Atlantis sesungguhnya adalah Indonesia.

* 9000 tahun sebelum 600 SM, adalah masa kehancuran Atlantis. Jaman es terakhir yang menyebabkan banjir besar terjadi tepat 9600 SM (11.600 tahun lalu). Pada masa itulah Nusantara (baca: paparan sunda & paparan sahul tenggelam) Bagaimana Solon dapat menunjukkan waktu dengan tepat?

* Bangsa Maya mempunyai mitos asal mula mereka. Berasal dari pulau atau benua yang disebut sebagai Aztlan, leluhur mereka terpaksa mengungsi karena bencana gunung berapi yang menenggelamkan tanah mereka. Mereka melewati kepulauan di Samudra Pasifik dan perjalanan ini ditulis dalam Codex Boturini. Jika Aztlan adalah Atlantis, maka benua itu terletak di Timur Jauh, seputar Indonesia.

Menurut Noel, ahli mitologi dari Perancis, mengatakan bahwa Taman Firdaus Hinduisme disebut Svarna Dvipa (pulau Emas) dalam Sansekerta. Svarna Dvipa sekarang disebut Sumatera, dianggap Taman Firdaus dan merupakan episentrum bumi dan disebut Pusar Bumi (Mangkubumi).

Di luar pembuktian di atas, masih banyak bukti lain yang dikemukakan oleh Santos dengan memperhatikan geologis, arkeologis, dan tradisi oral maupun lisan yang menunjukkan bahwa Atlantis kemungkinan besar terletak di regional Lembah Indus yang membentang dari Asia Kecil (India) hingga Indonesia dengan pusat peradaban justru di Indonesia.

Plato mengungkapkan tiga tempat dengan nama Atlantis, di mana satu adalah pulau kecil sebagai ibukotanya. Dia juga menyebut Yunani Kuna sebagai musuh dan penakluk Atlantis yang ia maksud sebagai bangsa Arya dan Aryanavarta (Negara Para Arya), Atlantis yang tenggelam. Sisa-sisa Atlantis sekarang membentuk kepulauan Indonesia dengan sekian banyak gunung berapi yang berada di atas permukaan laut ketika bencana datang. Daerah ini kemudian disebut oleh bangsa Yunani sebagai Wilayah Kematian yang tidak bisa dilayari. Sebagian besar benua Atlantis tenggelam di bawah Laut Cina Selatan.

Wilayah Atlantis yang kedua adalah sebagian daerah India di mana sisa-sisanya masih bisa dilihat dari peninggalan di Lembah Indus dan Gangga dengan warisan peradaban Harappa dan Mohenjo-Daro.

Dapat disimpulkan setelah manusia berpindah dari daerah padang rumput dan gurun di Afrika, mereka menemukan iklim ideal untuk bertani dan mengembangkan peradaban. Semua terjadi pada jaman Pleistocene (1.8 juta lalu) yang berakhir 11.600 tahun lalu. Pleistocene adalah zaman es dengan permukaan air laut 100-150 m di bawah saat ini. Ketika es mencair, sebagian besar wilayah Indonesia dan sekitarnya hingga di bawah Laut Cina Selatan terendam air dan menenggelamkan hampir 20 juta penduduknya. Atlantis yang tenggelam ini disebut Atlantis Lemuria dan menjadi Wilayah Kematian.

Penduduk Atlantis sendiri terbagi dua, yaitu Arya dan Dravida. Sebutan Tanah Leluhur (Serendip) sebenarnya adalah bahasa Dravida dari Taprobane (Sumatra), yang disebut sebagai Taman Firdaus. Tempat dengan sekian banyak nama: Sheol (neraka) oleh Yahudi untuk kawasan yang rusak; Hades oleh Yunani, Amenti atau Punt oleh Mesir, Dilmun oleh Mesopotamia, Svarga oleh Hindu, Avalon oleh Celts dan lain lain.

Apa yang diceritakan dalam kisah Injil tentang bencana besar sejalan dengan yang dikisahkan Plato dan didukung oleh bukti geologis dan arkeologis. Setiap kali kita berusaha untuk menemukan sumber dari catatan tersebut, kita selalu berakhir pada India dan Indonesia sebagai dua Atlantis.

Indonesia, pada masa itu disebut sebagai Ultima Thule (Batas Akhir), perbatasan yang tidak boleh dilewati oleh kapal. Di sini terletak sepasang Pilar Hercules dan Atlas, seperti si kembar Gemini, Castor dan Pollux yang diambil dari tradisi Hindu, Kembar Ashvin. Sama seperti kembar Seth dan Osiris di Mesir. Hercules berasal dari Baal Melkart, dewa bangsa Phoenicia, yang berasal dari Bala-Rama (Rama yang Perkasa). Sementara Atlas (Atlantis) adalah Krishna.

Kembar ini merepresentasikan dua ras manusia: berambut pirang (Arya-Semites) dan berambut kemerahan (Dravida) yang ditakdirkan untuk bersaing memperebutkan dunia ini. Keduanya berasal dari Taman Firdaus (Lemuria). Dari Lemuria lahirlah lima ras manusia: merah, putih, kuning, hitam dan coklat.

Perang perebutan ini digambarkan seperti Deva melawan Asura dalam Hindu, atau Putra Terang melawan Putra Kegelapan dan juga disebut dalam Kitab Wahyu di Injil. Armageddon (bahasa Yahudi) sesungguhnya berarti Tempat Berkumpul, sama seperti Shambhalla dalam bahasa Sansekerta. Artinya, tempat di mana dua pasukan bertemu untuk menyelesaikan perbedaan melalui perang dan menutup jaman Kali Yuga.

Edgar Cayce, yang dijuluki Sleeping Prophet, menyebut dua bangsa ini sebagai Putra Hukum Tunggal dan Putra Belial yang sesungguhnya berasal dari satu sumber tetapi kemudian memilih dua jalan berbeda dalam menangani permasalahan mereka. Putra Belial menggunakan kemampuan mereka untuk menaklukkan dunia sementara Putra Hukum Tunggal bertujuan untuk melestarikan apa yang ada.

Setelah ribuan tahun berlalu, tidak peduli warna kulit atau kebangsaan kita, manusia tetap belum bisa belajar dari pengalaman. Perang yang terus menerus, pola pikir yang eksploitatif dan rasa superioritas terhadap kelompok lain masih mewarnai jalan hidup dan kesadaran kita. (Rajib/Roy)

 

tag : nusantara, atlantis, sundaland, paparan sunda, austronesia, polynesia, benua yang hilang, indonesia

Catatan Polynesia Mengenai Atlantis

Catatan Polynesia Mengenai Atlantis

Kelihatannya peradaban purba di India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Carribean adalah lebih purba dan lebih besar dari apa yang boleh dibayangkan oleh seseorang. Kebanyakan daripada bukti-bukti ini (masalahnya) terlantar bermeter-meter di bawah sedimen dan batu karang.1

Orang-orang Polynesia menyebutkan mengenai Hawaiki, pulau besar atau benua ke arah barat melangkaui lautan (Pasifik). Hawaiki dikatakan merupakan tanah air mereka yang musnah, di Indonesia (baca: Paparan Sunda), dan dipastikan merupakan firdausi sebelum ia dimusnahkan oleh malapetaka gunung berapi.2

Mala petaka ini menenggelamkan sebahagian besar tanahnya, dan melemaskannya dengan lahar dan asap. Kemusnahan Hawaiki terjadi semasa peperangan besar, sama seperti kes Atlantis. Tinggalan Hawaiki, firdausi Polynesia, bersamaan dengan Hades atau Neraka, seperti yang disebut di dalam lagenda Greek atau lainnya.3

Adalah menarik untuk disebutkan bahawa di dalam tradisi sebelah barat, syurgawi dan tinggalannya terletak di sebelah timur dan kawasan "Orient", sedangkan di sebelah Timur Jauh dan Oceania, arah yang sebaliknya dikatakan betul, maksudnya terletak ke arah barat dan bertentangan. Dengan kata lain, tradisi sejagat bersetuju bahawa syurgawi dan kenangan nerakanya terletak di kawasan tidak lain tidak bukan di Indonesia (baca: Paparan Sunda) yang merupakan "Pusat Dunia **Navel of the world**" yang sebenarnya.4

kadayanuniverse.com

 

tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, austronesia, Polynesia, benua yang hilang, indonesia

Catatan Bangsa Celt Mengenai Atlantis

Catatan Bangsa Celt Mengenai Atlantis

Di dalam Mabinogion, Buku asal-usul bangsa menyatakan bahawa orang-orang Celt (orang eropa kuno) pada asalnya datang daripada "pulau Defrobani, Negeri musim panas dan tanah orang-orang Cimmeria".

Perhatikan, "Defrobani" hanya boleh dirujuk kepada pulau Taprobani, seperti yang dirumuskan oleh banyak pakar. Taprobane "yang disamakan oleh para pengarang purba sebagai syorgaloka dan dicuriagai sebagai tempat kejatuhan Nabi Adam "tidak lain dan tidak bukan daripada pulau Sumatra (baca: paparan Sunda) yang sebenarnya merupakan tapak Atlantis.

Begitulah meluasnya persamaan tradisi, catatan-catatan budaya dan keagamaan yang menyentuh soal tamadun iaitu Atlantis sejauh yang kita bincangkan dari sebanyak enam siri yang lepas (siri 10 "15). Sudah tentu, perbincangan kita ini hanya meliputi sebahagian kecil dari cerita yang terdapat di seluruh dunia mengenai hal yang sama.

Bukanlah sesuatu yang aneh jika misalnya, saya mencadangkan bahawa tapak Atlantis ini adalah di kawasan kita, kerana alasan-alasan tersendiri. Apa yang lebih menarik ialah kerana gagasan berkenaan dikemukakan oleh orang luar, terutamanya orang-orang barat sendiri hasil kajian mereka yang mengambilmasa bertahun-tahun. Sudah tentu, setakat cerita sahaja tidak menjamin kebenaran sesuatu perkara. Oleh yang demikian, pada artikel yang akan datang kita akan membincangkan mengenai tinggalan-tinggalan senibina yang diasaskan oleh keturunan orang Kadayan di masa lampau.

kadayanuniverse.com

 

tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, Bangsa Celt, benua yang hilang, indonesia

Atlantis yang Hilang itu ternyata Indonesia

Atlantis yang Hilang itu ternyata Indonesia

BENUA ATLANTIS YG HILANG ITU BERNAMA... INDONESIA!

Oleh : Aulia Agus Iswar

Pren, pada pernah denger cerita ttg Atlantis khan? Itu tuh, yang katanya negeri besar yang sangat megah dan jaya. Jadul (jaman dulu) Atlantis itu menjadi pusat peradaban dunia, tepatnya puluhan ribu tahun yang lalu. Walaah, kita masih di alam arwah, belum lahir ya, kepikiran aja belum kali. Kata Plato (427 - 347 SM) puluhan ribu tahun yang lalu itu gunung berapi meletus bareng-bareng, menimbulkan gempa, es mencair, dan banjir gede. Akibatnya nih, sebagian permukaan bumi tenggelam alias hilang. Nah, salah satu yang hilang itu adalah Negeri, lebih tepatnya, Benua Atlantis. Yap, mangkanye nih kita sering denger "Atlantis yang Hilang".

Tapi tau ga, Pren? Sekarang Benua Atlantis itu dah ketemu, maksudnya dah diketemuin. Mana? Koq ga keliatan? Ya Allah, segede gini ga keliatan? Nih, simak hasil penelitian Aryso Santos (2005). Menurut dia Benua Atlantis itu ternyata adalah bumi yang sekarang kita injak-injak, ih..kasar banget sich, maksudnya bumi yang kita menginjakkan kaki di atasnya ini. Ah, yang bener nih? Gimana caranya coba? Jadi Mas Santos ini ngebandingin 33 hal (termasuk luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani) antara kondisi fisik Benua Atlantis sama kondisi fisik Indonesia sekarang. Ternyata sama tuh. Luas wilayah Atlantis jadul terbentang dari Selatan India, terus Sabang sampe Merauke (kayak lagu aja..). Ribuan pulau di Indonesia sekarang, jadul-nya menyatu. Mungkin karena penghuninya telah lupa padaNya, bergelimang dosa dan berhura-hura, azab Allah pun turun. Dan terjadilah bencana besar itu, gunung berapi meletus bareng-bareng. Dahsyat, Maan! Sebagian daratan tenggelam dan jadi lautan. Sebagiannya lagi bakal jadi pulau-pulau kayak sekarang.

Nah, Pren. Coba renungin nih! Indonesia katanya sarang koruptor, sarang teroris, tukang bikin dosa (di mana mangkalnya ya?), terbelakang, utangnya bejibun, makannya banyak, males, ngantukan, telatan, tukang nyontek; waduh! Bener ga sich? Emang bener sich, tapi moga-moga yang ngebaca nih tulisan ga kayak gitu yak. Itu kondisi sekarang. Tapi jadul Indonesia, yang kata Mas Santos tadi adalah Atlantis, pernah menjadi pusat peradaban dunia, Cing! Berarti nih Indonesia jadul dihuni oleh orang-orang yang hebat dan maju. So, para sesepuh kita keren-keren donk?

Jadi sekarang gimana, Pren? Bangga donk kita kalo gitu. Tapi apa cukup bangga doank? Nggak khan? So, kita kudu berubah (saatnya berubah!). Kita kudu semangat, disiplin, kerja keras, belajar yang banyak, ta'at beribadah, jauhi perbuatan dosa. Intinya kita harus menjadi mu'min yang sejati gituu.. Spiritnya donk spiriiittt! Biar kejayaan Atlantis terulang kembali di Indonesia ini. Dan yang lebih penting lagi, karena jumlah muslim terbesar dunia ada di sini, peradaban muslim Indonesia bakalan maju dan jaya.

OK, Pren. Jadul aja bisa, kenapa sekarang enggak!? Tul khan? (a2i)

TAHUKAH KAMU?

Jalannya (Pergeseran) Benua

Allah Berfirman : "Dan apakah kamu kira gunung-gunung itu diam di tempat? Padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan..." (Q.S. an Naml : 88).

Gunung-gunung itu menempel di bumi, dalam hal ini benua. Jadi, benua pun berjalan atau bergeser. Ini kata Allah. Gimana kata ilmuwan? Sudah dibuktikan secara ilmiah, lempeng benua itu berjalan (bergeser) tiap tahun sejauh 10-15 cm. Klop khan? Subh

Kupas Tuntas Hubungan Peradaban Kuno Atlantis, Legenda Lemuria dengan Indonesia