Pernahkah anda berpikir siapakah nenek moyang kita? Sebagian besar dari anda pastilah berpikir Adam dan Hawa. Namun pernahkah anda berpikir bagaimana dari sepasang manusia bisa muncul beragam ras dengan tampilan fisik yang begitu berbeda?
Tampilan fisik pada dasarnya sudah dikodekan dalam gen (DNA) kita. Gen dalam tubuh kita terletak dalam inti sel, dalam kromosom, yang tersusun dari untaian rantai DNA. DNA sendiri tersusun atas urutan pasangan basa (kode genetik) yang menyimpan semua informasi tentang bagaimana tubuh kita terbentuk, organ-organ bekerja, hingga tampilan luar tubuh kita.
Kode genetik dalam DNA diintepretasikan dalam ekspresi gen. Dikenal 2 istilah dalam ekspresi gen, yaitu genotip dan fenotip. Genotip adalah ekspresi gen yang terkodekan namun tidak muncul ke permukaan, sedangkan fenotip adalah ekspresi gen yang muncul dan teramati. Contoh dari genotip dan fenotip bisa dilihat dari penyakit bawaan. 2 orangtua normal bisa memiliki anak dengan kelainan jantung karena salah satu atau keduanya adalah carrier (pembawa) gen penyakit tersebut dari garis keluarganya. Dengan demikian, gen kelainan jantung adalah genotip pada orangtua, namun fenotip pada anak.
Lalu apa hubungannya dengan keragaman manusia? Keragaman pada manusia (begitu juga pada spesies lain) dapat ditelusuri melalui perbedaan urutan basa dalam DNA. Ada lebih dari 2 milyar pasangan basa yang menyusun rantai DNA. Jika rantai DNA yg terpilin dalam bentuk kromosom itu diurai, maka ia akan membentang sepanjang 1,8 m. Dari sudut pandang genetika, menusia, apapun rasnya adalah >99% identik, meskipun perbedaan itu hanya 0,00 sekian %, tidak ada gen yang persis sama.
Perbedaan urutan basa yang ditemukan pada sekelompok individu dalam suatu spesies disebut dengan ‘genetic marker’ (penanda gen). 2 individu yang memiliki genetic marker pada posisi yang sama mengindikasikan hubungan kekerabatan. Dari sinilah kita bisa menelusuri leluhur kita sesungguhnya dan darimana mereka berasal. Semakin banyak genetic marker khas yang terdapat dalam suatu ras atau spesies, makin beragam karakteristik individu penyusunnya.
Keragaman genetik (Genetic diversity) semakin berkurang dengan adanya migrasi. Ketika sekelompok kecil dari nenek moyang kita bermigrasi ke daerah baru, pada dasarnya mereka membawa dalam diri mereka sample yang lebih kecil dari genetic diversity komunitas asal.
Studi menunjukkan bahwa benua Afrika memiliki genetic diversity tertinggi di muka bumi. Genetic marker dari ras-ras yang ada di seluruh dunia, baik Eropa maupun Asia, bersumber dari Afrika. Gen Afrika mengandung genotip yang berpotensi memunculkan ras-ras lain yang sama sekali berbeda dari mereka. Ketika sebagian dari mereka keluar dari tempat tinggalnya dan terpapar oleh lingkungan yang baru, maka dalam jangka waktu tertentu akan timbul mutasi yang akan merubah susunan basa dalam gen, membuat genotip berubah menjadi fenotip dan membuat mereka rentan terhadap penyakit tertentu.
Masih mengikuti? Bagus. Mari kita masuk ke pembahasan utama :-)
Lalu darimanakah bangsa kita berasal? Bangsa kita sebagian besar adalah ras Melayu, yang merupakan cabang dari rumpun Austronesia. Saya ingat ketika SMP dulu, saya diajari bahwa ras Melayu pada dasarnya terbentuk dari 2 bangsa: Proto Melayu dan Deutero Melayu.
Proto Melayu adalah ras Mongoloid yang diperkirakan bermigrasi ke Nusantara sekitar 2500-1500 SM. Ada beberapa teori Antropologi yang mempostulatkan daerah asal mereka: Provinsi Yunnan di selatan Cina, New Guinea atau kepulauan Taiwan. Gelombang migrasi kedua mendatangkan bangsa Deutero Melayu dari dataran Asia Tengah dan Selatan sekitar tahun 300 SM. Diperkirakan kedatangan Deutero Melayu inilah yang membawa pengaruh India yang kuat dalam sejarah Nusantara dan Asia Tenggara pada umumnya. Percampuran antara kedua bangsa inilah yang memunculkan ras melayu modern, ya kita-kita ini. Di samping itu, proto Melayu yang masih asli hingga kini diyakini menurunkan etnik dengan tampilan fisik yang mirip mongoloid seperti suku Dayak.
Selama tak kurang dari 100 tahun, teori ini adalah teori yang berlaku dan tertulis di buku-buku teks sejarah kita. Namun baru-baru ini, hasil studi yang dipublikasikan oleh konsorsium HUGO (Human Genome Project), yang beranggotakan 40 research group dari berbagai negara, mungkin harus membuat buku sejarah kita ditulis ulang. Apa pasal? Pada tahun 2009, melalui penelitian panjang yang melibatkan sampel gen dari hampir 2000 individu di Asia, yang dikombinasikan dengan riset antropologi kebudayaan, memunculkan sebuah konklusi yang mengejutkan: Ras Mongoloid bukanlah nenek moyang kita, namun sebaliknya, kitalah nenek moyang mereka.
Bagaimana bisa? Bukankah bangsa Cina telah membangun peradaban maju tak kurang dari 4000 tahun yang lalu? Bukankah populasi bangsa Cina telah sedemikian besar bahkan sejak jaman dinasti Han 2000 tahun yang lalu?
Edison Liu, dari Genome Institute of Singapore selaku kepala konsorsium ini menjelaskan, usia suatu komunitas memiliki efek yang lebih besar kepada genetic diversity daripada ukuran populasi. Walaupun populasi bangsa China lebih besar, namun genetic diversity-nya, terutama etnis Han yang merupakan etnis mayoritas China, lebih rendah daripada etnis-etnis yang ada di Asia Tenggara. Migrasi ke dataran China “baru” terjadi 20.000 hingga 40.000 tahun yang lalu, diikuti dengan meluasnya budaya bertanam padi ke seluruh Asia. Dari dataran Cina ini, komunitas yang lebih kecil kemudian bermigrasi ke Korea dan Jepang. Menjadikan ras Altai (Korea-Jepang) ras yang relatif paling muda di Asia.
Hasil studi menunjukkan bahwa proses migasi manusia yang menghuni benua Asia adalah melalui garis pantai timur Afrika, semenanjung Arab, Asia Selatan, baru kemudian masuk ke Asia Tenggara dan Nusantara. Peristiwa ini terjadi sekitar 85.000-75.000 tahun yang lalu. Dengan demikian, nenek moyang kita berasal dari dataran India, bukan China.
Hasil riset ini menyusun family tree dari 73 kelompok etnis di Asia, dan secara mengejutkan, kelompok etnis Asia Tenggara, yaitu Thailand dan Indonesia, berada di bagian bawah, hanya setingkat di atas etnik India dan Uyghur. Genetic diversity di Asia Timur (Jepang, Korea dan China) dapat ditelusuri dari gen-gen yang ada di Asia Tenggara, terutama suku Mon di Thailand (yang memiliki gen Dravida, Bengali, Thai, Negrito, Melayu dll). Dari suku Mon inilah kemudian diturunkan ras Melayu yang tinggal di selatan Thailand, semenanjung Malaka hingga Nusantara. Jika diperhatikan dalam family tree , adalah hal yang menarik bahwa etnis Minang dan Batak ternyata memiliki gen yg berasal dari dataran India, sedangkan dalam etnis Jawa dan Sunda, gen tersebut muncul dalam prosentase yang jauh lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa migrasi dari dataran India masuk melalui semenanjung Malaka, ke pulau Sumatera sebelum akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Nusantara, menyebabkan genetic diversity semakin berkurang dari pulau Sumatera ke Sulawesi.
Kesimpulan ini mengejutkan sekaligus sulit diterima. Namun demikian, analisa sample gen ternyata berkorelasi dengan penelitian Antropologi, dimana didapati bahwa kebudayaan dan bahasa di Asia Tenggara jauh lebih kompleks dan beragam daripada Asia Timur. Sebagaimana kita tahu, ada lebih dari 300 kelompok etnis dan lebih dari 700 bahasa di Nusantara. Di masyarakat kita terdapat berbagai jenis warna kulit dari coklat gelap, sawo matang hingga kuning langsat. Merujuk pada studi yang dilakukan HUGO, mungkin saja ribuan tahun lalu, sekelompok individu dari nenek moyang kita bermigrasi ke utara, menetap di sana, menikah antar sesamanya (endogamy), dan karena paparan lingkungan yang jauh berbeda dengan iklim equatorial, memunculkan fenotip yang kita lihat sebagaimana lazimnya bangsa China modern.
Jika studi ini benar, maka bangsa China yang masuk ke semenanjung Malaka dan Nusantara di awal masa kolonial pada dasarnya sedang “pulang kampung” ke tanah nenek moyangnya, dan ungkapan “saudara tua” yang pernah dilontarkan Jepang di awal invasi ke Indonesia telah salah kaprah.
Disarikan dari:
http://theonlinecitizen.com/2009/12/dna-suggests-chinese-origin/
http://www.sciencemag.org/content/326/5959/1541.full.pdf
http://news.bbc.co.uk/2/hi/8406506.stm
http://www.understandingrace.org/humvar/molecular_01.html
http://www.understandingrace.org/resources/pdf/myth_reality/long.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Malay_%28ethnic_group%29#cite_note-13
http://sejarah.kompasiana.com/2011/03/02/menyoal-asal-usul-identitas-bangsa-melayu/
wah kalau guitu seharusnya bangsa kitalah bangsa yang hebat
BalasHapusWah...ngeri sekali kajian sebegini...mudah bangat berkesimpulan begitu ...kok nenek moyang kita dari india dan china...?!
BalasHapusTunggu dulu sobat....cuba kalian lihat dari family tree pada ID; NY-KS dengan kode warna merah.Warna merah maknanya Ras Austro-Asiatic dari situ nyatanya di Malaysia, ras atasnya ialah Negrino @ Negrito (panggilan kalau di Malaysia).
Dari sini seluruh cabang dan akar etnik sehingga ke atas Pasifik kode ID: AX-NE (hijau) ialah nyatanya bercabagan dengan ras negrino itu tadi,Maknanya ada bangsa yang telah lama menunggu di Nusantara iaitu Ras Negrino @ Negrito.
Jadinya kita bukan kolompok datang semuanya dari China dan India...nyatanya kita memang sudah ada nenek moyang dan poyang asal (ASLI) yang memang sudah lama berwujud disini.
Kalau selepas itu ada bangsa/ras lain yang PULANG KAMPUNG itu cerita lain...Salah bangat kalau meletakkan nama negara kita Indo bermakna India.Nama ini pantasnya ditukar kerana moyang dan poyang kita sudah berwujud lama sebagai di panggil bangsa NUSANTARA (Antara-nusa)iaitu secara saintifiknya di gelar Astro-asiatic dan bukan sekadar orang yang PULANG KAMPUNG atau ORANG HANYUT yang digelar Austronasian.
Kok! Matawang pun harus dipanggil
Rupiah serupa bangat dengan nama matawang India iaitu Rupieee.
ishk!...ngeri bangat sih,siapa dia buat research pincang atas asal usul bangsa gue nih...kok! sepertinya ada konspirasi?!
Di dlm al quran menyebut bahtera nabi Nuh terlantar di bukit JAWADAYA (Jim Wau Dal Ya) dan di manakah bukit ini? Peradaban baru sudah semestinya bermula selepas banjir besar kerana kebanyakan yg dibina sebelumnya rosak. mahadaya-asalama.blogspot.com
BalasHapus### yor loh...kok selama ini indonesia bermakna india...ngak setuju lo.Kita orang jawi semudahnya digelar india...isk...ngomong sembarangan..###
BalasHapusKunjungi blog ane y!!!!!
BalasHapusni link nya
http://bandotceprot.blogspot.com/
Kebanyakan orang percaya bahawa orang Melayu berasal dari Yunnan di Negeri China. Pendapat ini tidak tepat kerana terdapat orang Melayu yang berhijrah ke Negeri China, Vietnam, Kampuchea, Laos, Tibet dan Utara India. Penghijrahan ini terjadi kerana di wilayah orang Melayu (sekarang Nusantara) kebanyakannya telah tenggelam akibat serangan super tsunami yang diakibatkan oleh letusan Gunung Batara Guru (Toba). Letusan ini menyebabkan air laut naik mendadak dan ditambah lagi dengan cairnya ketulan ais dari kutub utara dan kutub selatan yang menenggelamkan tanah daratan yang begitu luas.
BalasHapusWilayah tempat asal usul orang Melayu diberikan berbagai nama, seperti Atlantis, Lemuria, Mu, Kumari Kandam, Sundaland, atau Nusantara. Lebih kurang 70,000 tahun dahulu, orang Melayu sudah membina tamadun besar (sebelum banjir besar) di wilayah ini serta mengajar lain-lain bangsa untuk bertamadun. Mereka membina tamadun-tamadun hebat di Mohenja-Daro dan Harappa di Lembah Indus, Sumeria, Phythia, Mesir Purba, Incas dan Mayan. Tamadun ini tidak diketahui oleh para sarjana Barat dan mereka hanya membuat andaian-andaian tentang pendirinya. Kenapakah Banjaran HiMALAYA di benuakecil India itu dinamakan Himalaya? Hi bermakna "Gunung", Malaya bermakna "Malays" atau "Melayu". Siapakah bangsa Aryan? Mereka adalah golongan bangsawan Melayu yang memerintah di utara benuakecil India. Siapakah bangsa Sumeria, Mesir Purba, Incas dan Mayan?
Kajian mendalam saya terhadap asal usul sebenar orang Melayu telah saya bukukan dengan jodol: MELAYU ITU ALAM, DUNIA PEMIKIRAN KETUHANAN DAN BUDAYA YANG MEMERINTAH. Di dalam buku ini terdapat berbagai kitab-kitab ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang yang telah wujud berpuluh ribu tahun dahulu, iaitu lebih lama daripada wujudnya kitab-kitab Hindu. Apakah agama orang Melayu sebelum Hindu? Siapakah pendiri agama Hindu? Semuanya terjawab di dalam buku saya itu.
Untuk mendapatkan keterangan lanjut, sila hubungi saya di email: drilyasmy@yahoo.co.uk atau handphone: 012-9516012. DR. ILYAS HARUN
Pernah dengar "Malaiyana Mulayanam"? Ia adalah "Ajaran Malai/Malayu Mula Ajaran" atau 'The Root of All Knowledge yang mengandungi 173 buah kitab yang diwujudkan oleh Mahasiddha Svayana lebih kurang 790,000 tahun dahulu di Tanah Sunda, atau Kumari Kandam, atau Lemuria (sekarang bernama Nusantara). Di zaman dahulu, Bangsa/Orang Malai/Malayu bersatu. Lama kelamaan mereka berpecah menjadi suku, seperti Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Minang, Aceh, Melayu Deli, Iban, Kadazandusun, Banjar, dsb. Kemudian, mereka berpecah lagi bila datang agama Hindu, Buddha, Islam dan Kristian. Selepas itu, mereka berpecah lagi bila datang Barat yang memperkenalkan negara, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Vietnam, Laos, Kampuchea, Hong Kong dan Taiwan. Malai/Malayu pun hilang identitinya dan mengambil identiti orang lain. Salah satu kitab "Malaiyana Mulayanam" bernama, "Malaiyavahasarahsarahsiyahannamvahasapulatsyaviramaningrattanam" (memang panjang namanya). Why the world's highest mountain range is called Himalaya? Apakah makna "Hi" dan "Malaya"? Ia adalah gunung Orang Malai/Malayu. Begitulah hebatnya leluhur kita. Baliklah ke pangkal jalan dan kembalikan identiti kita seperti di jaman leluhur kita dahulu kala. Baca blogs saya: drilyasharunmalaysia.blogspot.com
BalasHapusRamai orang menganggap bangsa Melayu ini bermula dua atau tiga ribu tahun dahulu, tetapi sebenarnya mereka telah wujud dan menghuni wilayah Nusantara ini berpuluh ribu tahun yang lalu. Mereka tidak ada kena mengena dengan lain-lain bangsa seperti yang dinyatakan oleh para cendekiawan, termasuk Al Mahadaya yang mengaitkan orang Melayu berasal keturunan dengan para Nabi. Orang Melayu termasuk ke dalam kelompok besar ras Mongoloid sedangkan para Nabi yang kita ketahui adalah daripada ras Kaukasoid (berkulit putih, hidung 'terpatuk' dan bermata biru dan hijau (majoriti). Orang Melayu ada agama tersendiri sebelum adanya agama Islam, Yahudi, Kristian, Hindu, Buddha, Zoroaster, Mithra, Jaina, Zeus (Apollo), Triniti Mesir Purba, dan lain-lain agama di dunia ini. Itu sebab orang Melayu sangat bersopan santun dan berbudi bahasa seperti yang diajarkan oleh agama Melayu (semestinya dari Tuhan). Ini isu sensitif...
BalasHapusUntuk makluman: agama tertua di dunia yang diketahui adalah agama Mesir Purba. Selepas itu diikuti oleh agama Yunani (Greek Purba) dan diikuti oleh agama-agama Hindu, Mithra, Zoroaster dan agama orang Inca, Maya dan Aztec. Selepas itu, agama Jaina, Buddha, Laotze, Confucius dan Shinto. Kemudiannya lahirlah agama-agama 'langit' di Timur Tengah, iaitu agama Yahudi, Kristian dan Islam. Oleh kerana pengaruh penjajahan dan peperangan, agama-agama langit ini pun mendominasi dunia sehinggalah ke hari ini.
Sebagai orang Melayu, eloklah kita mencari permata yang 'hilang' itu untuk mengembalikan kemuafakatan ummah. Ia 'hilang' bermakna terpendam dek tekanan dan paksaan oleh pihak yang berkuasa. Ia telah muncul secara perlahan-lahan dengan berselindung di sebalik agama rasmi (Islam). Suatu hari ini, agama Melayu akan dianuti oleh majoriti penduduk Nusantara seperti di zaman leluhur mereka di zaman dahulu kala. Cubalah kita berfikir di luar kotak pemikiran biasa kerana di luar sana terdapat perkara-perkara yang anih dan luar biasa. Segala hujah dan pendapat hendaklah dilakukan secara berhemah dan berbudi bahasa mengikut kepercayaan orang Melayu sejati. Sesungguhnya Melayu itu Alam, Dunia Pemikiran Ketuhanan dan Budaya yang Memerintah. Melayu Sejati tidak boleh berdolak dalik, tidak boleh mungkir janji dan tidak boleh berhasad dengki. Saya masih lagi melakukan kajian dan penyelidikan tidak mengikut cara konvensional yang berbau Barat dan cara orang lain. Saya lakukan cara Melayu. Sebarang komen alamatkan kepada email saya: drilyasmy@yahoo.co.uk
Bukti2 kewujudan orang Melayu/Malai/Malay di Nusantara ini ada terdapat di Lembah Lenggong, Perak dan beberapa kawasan lagi di Indonesia. Lihat keratan akhbar tentang penemuan tersebut yang dilakukan oleh ahli-ahli arkeologi USM. Tujuan saya adalah untuk menyatukan orang Melayu/Malai/Malai (tidak kira suku bangsa dan fahaman politik atau agama)di Nusantara ini yang berjumlah lebih 350 juta supaya dapat menjadi bangsa yang besar dan disegani dunia. Banyak peninggalan nenek moyang kita tetapi tidak ramai pengkaji Melayu/Malai/Malay yang membuat kajian tentangnya. Ada terdapat kesan-kesan purba di dalam laut, dekat Taiwan. Itu belum lagi kajian mendalam di Laut China Selatan, Laut Sulu, Laut Jawa dan Teluk Siam yang pada zaman dahulu kala merupakan daratan yang tenggelam ke dasar laut. Kajian saya bukan bersikap rasis atau membangga2kan diri, tetapi saya ingin memberikan kesedaran kepada generasi sekarang tentang orang Melayu/Malai/Malai itu memang ada mempunyai tamadunnya sendiri. Orang Melayu/Malai/Malay bukan tinggal di atas pokok seperti yang dihujahkan oleh sesetengah cendiakawan Barat. Keseluruhan sejarah orang Melayu itu ditulis oleh para sarjana Barat dan Timur yang mempunyai perspektif tersendiri. Adakah kita mahu percaya kajian mereka dan menolak kajian yang dilakukan oleh bangsa kita sendiri? Sepatutnya kita bersama2 berkongsi pendapat tentang sejarah orang Melayu/Malai/Malay yang sebenarnya mengikut kajian kita sendiri. Lihatlah betapa indahnya sikap bergotong royong, berbudi bahasa, bersopan santun dan menghormati tetamu oleh nenek moyang kita. Tetapi sekarang?
BalasHapus