"Ingin membangkitkan kejayaan masa atlantis yang diyakini bukan di wilayah dekat Eropa, melainkan di NUSANTARA."
BUBARKAN INDONESIA
BEBASKAN NUSANTARA
BENTUK NEGARA KELIMA!!!
... akhirnya ... dengan berbagai penafsiaran, mereka dapat menemukan titik kapan dan di mana akan mendeklarasikan negara kelima
Aku menemukan buku ini pada deretan buku laris di gramedia plasa semanggi. pada awalnya, aku menganggap novel ini hanya akan bercerita tentang sebuah realitas pembunuhan serta delik dan pola pengungkapan. ternyata negara kelima jauh dari itu.sangat provokatif dan menggugah semangat muda! ada baiknya lewat forum ini
aku berbagi cerita tentang novel ini. aku berani menyabutnya sebagai, Petualangan Sejarah dalam Kegelisahan dan Harapan "menjanjikan ketegangan yang tiada habis, mengalir deras, berkelok-kelok, penuh kejutan, spekulatif, penuh intrik dan narasinya yang tidak terduga"
Demikian penilaian yang diberikan oleh kritikus sastra Maman S Mahayana pada cover depan novel terbitan Serambi ini. Penilaian yang saya -pribadi kurang sepakati sepenuhnya. Terlalu dangkal rasanya apabila menilai novel ini, hanya dari konflik dan alur ceritanya. Sebab jauh dari yang kita bayangkan â€"ketika melihat cover dan pengantarnya, novel ini menyajikan sebuah penelusuran identitas dan pesan yang luar biasa.
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara Kelima
Pesan itu muncul dalam sebuah gelombang teror cyber yang dilakukan oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya kelompok patriotik. Tidak lama berselang terjadi rentetan pembunuhan. Dimulai dengan terbunuhnya puteri perwira polisi yang menjadi komandan Detsus Antiteror Polda Metro Jaya "yang juga memimpin tim untuk memburu kelompok patrotik. Pesan dari pembunuh ditinggalkan dalam bentuk goresan darah membentuk piramid dengan belahan diagonal pada bagian tengahnya.
Perburuan pun dimulai, tetapi rentetan pembunuhan tidak kunjung berhenti. Identifikasi kasus melibatkan seorang sejarawan senior yang telah lama berkutat dengan masalah simbol dan tanda dari masa silam. Interogasi yang dilakukan terhadap orang-orang yang disinyalir terlibat dalam kelompok patriotik itu hanya menambah kebingungan. Mereka hanya memberikan jawaban dalam bentuk teka-teki tentang negara kelima yang dijanjikan. Dimulai dengan narasi teka-teki negara pertama hingga keempat yang pernah terwujud di daratan nusantara.
Solon membawa berita
Plato membuat cerita
Sejarah mencari asalnya
Satu satu kosong kosong kosong terlalu lama
Teka-teki negara pertama yang keluar dari mulut tahanan menjadi tabir awal untuk memecahkan kasus ini. Seorang perwira pertama polisi, Inspektur Satu Timur Mangkuto ditetapkan menjadi tersangka utama rentetan kasus pembunuhan. Sekaligus ia dituduh terlibat dalam kelompok yang disebut polisi sebagai Kelompok Patriotik Radikal (Keparad). Tuduhan yang membuat anak muda itu melarikan diri dan berusaha untuk memecahkan sendiri teka-teki ini. Penemuan sebuah identitas dari masa lalu. Itulah yang terjadi ketika Timur Mangkuto bersama dengan Eva Duani, seorang sejarawan mulai menguak teka-teki Keparad. Kelompok itu mencita-citakan sebuah negara yang akan mengulangi kejayaan Atlantis pada masa sebelas ribu tahun yang silam.
Sebuah fakta yang baru ditemukan ketika mereka mempelajari kitab Timaues and Critias karangan Plato "satu-satunya sumber otentik yang menceritakan benua Atlantis.
Atlantis, sebelas ribu tahun yang lalu, berada di kawasan Nusantara kuno. Itulah fakta yang mereka temukan. Lengkap dengan bukti dan teori yang dipaparkan oleh sejarawan senior lulusan Sorbonne, Profesor Duani Abdullah. Dengan rapi, ES Ito menjalin rentetan cerita ini dengan mengembangkan berbagai teori yang pernah ada. Sebuah benda bernama serat ilmu "dengan bentuk piramid dengan belahan diagonal pada bagian alasnya- yang pada masa Atlantis disebut sebagai pillar Orichalcum, menjadi objek pencarian dari kelompok patriotik yang membawa mereka pada pengembaraan menuju daerah-daerah yang (sengaja ) dilupakan oleh sejarah Indonesia modern.
Jenius!
Kemampuan ES Ito untuk menghubungkan tiap plot cerita sungguh luar biasa. Penulis muda "yang menyembunyikan identitasnya itu, dengan gemilang menghubungkan antara kitab Timaes and Critias Plato dengan Tambo Adat Alam Minangkabau. Ia berhasil menjadikan sebuah mitologi "seolah menjadi jembatan fakta yang menghubungkan dua plot sejarah lewat penaklukan Iskandar Agung yang disebut-sebut dalam Tambo Minangkabau sebagai cikal bakal orang Minang.
Dengan jembatan itu, alur sejarah dikembangkan hingga Indonesia modern. Sampai pada akhirnya lima buah teka-teki itu bisa dijawab dengan tuntas. Saya terbius oleh novel ini, bukan saja karena kejeniusan pengarangnya dalam merangkai setiap plot sejarah menjadi jalinan cerita dan teka-teki yang menarik. Tetapi lebih dari itu, pengarang ini memiliki dua hal sekaligus yang amat langka saat ini, kecerdasan yang ditopang oleh keberanian. Bukan saja memaparkan sejarah dengan luar biasa, ES Ito juga berani untuk mengkritisinya bahkan pada beberapa hal mencibir habis beberapa fakta sejarah yang ia mainkan begitu saja. Begitu juga dengan lembaga kepolisian, ES Ito tidak hanya memaparkan sebuah cerita detektif, tetapi juga memberikan kritik pedas pada pola dan kinerja mereka.
"anak muda adalah kegelisahan, derap langkahnya adalah perubahan" Lebih dari semua itu, novel ini sarat dengan gagasan dan semangat muda. Mimpi-mimpi anak muda terbalut rapi oleh sebuah semangat menghadapi generasi tua yang korup dan generasi muda sampah. Ide-ide pada Negara Kelima mengingatkan kita pada mimpi-mimpi generasi bunga, 1968. Suatu masa ketika anak muda melihat segalanya mungkin. Dimana kontradiksi-kontradiksi dimunculkan sebagai simbol dan semangat generasi mereka. Sebuah pencarian identitas di tengah kegamangan menatap dunia.
Negara Kelima, terlepas dari kekurangannya pada beberapa hal, terutama masalah editing. Memberikan angin segar di tengah stagnansi ide pembaruan anak muda. ES Ito -anak muda kelahiran tahun delapan puluh satu itu, masih sangat muda. Ia telah membuka ruang untuk mimpi-mimpi besar dari generasi tanpa identitas. Lewat Negara Kelima ini, ES Ito telah menyumbangkan satu hal pada generasinya yaitu identitas sejarah. Dan identitas itu telah ia temukan.
Tidak salah pada bagian akhir tulisan ini, saya kutip petikan akhir pada novel "Nusantara ini bukan sekedar serpihan bekas kolonial Belanda! Nusantara kita mungkin lebih tua dari negeri-negeri utara. Hegemoni utara yang membuat negeri-negeri selatan menjadi kerdil dan lupa akan sejarah panjang mereka"
sumber:
milis: indo-marxist@yahoogroups.com
http://toko.serambi.co.id
RAGANYA INDONESIA TETAPI JIWANYA TIDAK LAGI NUSANTARA
SATU KELOMPOK BERKUASA SISANYA PENGAYA SAJA
SEBAGIAN KECIL KELOMPOK KAYA SISANYA MENANGGUNG DERITA
BUBARKAN INDONESIA BEBASKAN NUSANTARA BENTUK NEGARA KELIMA
Menjanjikan ketegangan yang seperti tiada habis,Mengalir deras, Berkelok
kelok,Penuh kejutan,,,,Penuh intrik,Spekulatif,Mengecuh dengan melihat narasinya
yang tak terduga,Maman S Mahyana,kritikus/Dosen FIB UI
Sebuah novel provokatif yang asyik data sejarah terasa renyah
tag : nusantara, atlantis, negara kelima, nusantara kuno, es ito
Legenda tentang Atlantis memang hal yg selalu menarik utk dibahas. Sudah banyak teori yg ditawarkan tentang kebenaran dan keberadaan tentang peradaban tsb (spt di Yunani, Lautan Atlantik, Lautan Pasific, Lautan Hindia, Asia Tenggara, dsb, dsb). Legenda tentang peradaban2 Lemuria dan Mu juga berdasar pd ide yg sama. Mungkin ada yg menganggap aneh mengapa banyak orang yg sibuk utk meneliti legenda2 dan mitologi2 tentang peradaban2 tua di bumi. Cuma kalau kita ingat2, banyak sekali kebudayaan2 tua di dunia yg berhasil ditemukan kembali berkat orang2 yg mencoba utk menganalisa legenda2 tua spt itu.
BalasHapusMengapa legenda tentang Atlantis beberapa tahun belakangan ini kembali banyak dibahas? Mungkin krn ketertarikan orang tentang asal-usul manusia dan peradaban. Mungkin kita masih ingat dgn apa yg pernah kita pelajari pd waktu SD sampai SMU dulu, tentang kapan jaman batu, jaman besi, jaman perunggu, kapan berkahirnya masa prasejarah, dsb, dsb. Termasuk tentang evolusi manusia serta kronnologisnya. Bisa dibilang secara garis besar inilah model yg diakui tentang sejarah umat manusia.
Tapi ternyata dari berbagai hasil penggalian dan penelitian arkeologi, banyak sekali anomali yg ditemukan tentang sejarah manusia. Sejarah manusia ternyata jauh lebih tua dari yg diakui selama ini Dgn kata lain, sejarah peradaban yg kita ketahui selama ini perlu ditulis ulang. Kasus2 yg cukup menarik tentang hal ini disampaikan oleh Michael Cremo dlm bukunya “Forbidden Archaeology/The Hidden History of Human Race”.
Sementara ada kelompok peneliti lain yg menelusuri tentang adanya keterkaitan2 pd berbagai peradaban tua yg pernah ada. Satu tokoh yg cukup terkenal dari kelompok ini adalah Graham Hancock, dgn buku2nya yg cukup menarik spt “Fingerprints of the Gods” dan “Underworld: The Mysterious Origins of Civilization”. Maka timbul ide, apakah ada semacam peradaban yg terlupakan, yg mungkin mendahului berbagai peradaban2 tua yg kita ketahui selama ini. Mungkin krn takjub dgn betapa mengagumkannya peninggalan2 peradaban tua, bahkan ada kelompok yg mengemukakan teori tentang asal-usul peradaban yg berasal dari makhluk2 luar angkasa (alien).
Mungkin bagi kita orang Indonesia, cukup tertarik dgn beberapa penilitian terakhir yg mengemukakan teori yg punya kaitan dgn peradaban di Indonesia. Salah satunya yg saya tahu, Stephen Oppenheimer dlm “Eden in the East: The Drowned Continent of Southeast Asia” dan “Out of Eden”. Cukup menarik kalau kita membandingkan pendapatnya dgn pendapat salah satu pakar arkeologi Asia Tenggara, Peter Bellwood di bukunya “Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago”. David Keyes pd “Catastrophe: An Investigation into the Origins of Modern Civilization” juga membahas tentang peradaban2 tua di Indonesia yg terkait dgn teorinya tentang bencana letusan Gunung Krakatau sekitar abad ke-6 M.
Yg amat disayangkan ilmuwan Indonesia itu selalu saja harus manut apa kata Barat, ilmu Barat, teori Barat, kalo ndak Barat kayaknya ndak sah. Sepintar apapun bangsa Indonesia tampaknya tidak akan ada yang pernah membela negaranya, tidak akan pernah mau mengakui keunggulan leluhurnya (seperti Si Malinkundang itu lah).
BalasHapusJustru seharusnya kita mendukung pendapatnya Prof. A. Santos yang bukan orang Indonesia tapi dia membela Ibu Pertiwi dengan segala kemampuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Masalahnya hanya karena ilmuwan di negeri kita ini malu dan takut kalah bersaing dalam hal kecerdasan dengan Pak Santos. Jadi, lebih baik menggugurkan teorinya Pak Santos dari pada malu karena kalah cerdas dan kalah semangat.
Patut diingat bahwa Santos meneliti melalui berbagai hal, dari kandungan kulit bumi, sejarah, hingga budaya serta tetekbengek lainnya. (salut untuk Profesor A. Santos yang berani melawan dogma ilmu pengetahuan Barat yang sarat dgn unsur politik).
Gobloknya ilmuwan Indonesia, boro-boro meng-klaim, membantu dengan do’a-pun tampaknya mustahil. Dalam otak mereka hanya ada soal popularitas dan duit. Buktinya, pendidikanpun di negara ini sudah dijadikan industri hingga nama para ‘ilmuwan’ mata-duitan sering dijadikan pajangan sebagai daya jual (gelar-gelar keilmuan jadi mirip Batagor Bandung bahkan sekelas artis film Porno).
Bok, jadi orang pintar yang punya gelar berjejer itu ada manfaatnya buat rakyat dan negara ini gitu loh…!
Saat ini tidak hanya beras, minyak, dan agama yang harus diimport dari negara lain bahkan PAHLAWAN-pun harus diimport dari Brazil, jelas ini satu bukti bahwa: Indonesia BELUM terbebas dari KEBODOHAN…!
Salam Hormat.